Jokowi Percaya Ada Resesi, Lalu RI Harus Ngapain?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
27 September 2019 08:20
Jokowi Percaya Ada Resesi, Lalu RI Harus Ngapain?
Foto: Preskon Jokowi RUU KPK
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini resesi akan terjadi di sejumlah negara. Bukan tidak mungkin, ketidakpastian ekonomi global yang kian menjadi bisa membuat ekonomi dunia mengalami resesi 1 hingga 1,5 tahun ke depan.

"Perang dagang masih terus berjalan menghantui kita. Tekanan eksternal, baik kemungkinan potensi resesi pada 1 tahun hingga 1,5 tahun yang akan datang mulai dihitung para pakar," kata Jokowi.

Situasi ini lantas disikapi Jokowi dengan menggelar rapat tingkat tertinggi untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk yang terjadi, yang bisa memengaruhi ekonomi Indonesia.


Pada awal bulan ini, Jokowi menggelar rapat terbatas dengan topik antisipasi perkembangan perekonomian dunia. Bagi kepala negara, Indonesia perlu menyiapkan antisipasi sebelum resesi benar-benar datang menghampiri.

"Payung harus kita siapkan. Kalau hujannya besar, kita nggak kehujanan. Kalau gerimis, kita nggak kehujanan," tegas Jokowi.


Jokowi menilai, ancaman resesi semakin nyata yang terefleksikan dari depresiasi sejumlah mata uang negara berkembang seperti Yuan, China, maupun Peso, Argentina. Kondisi ini, mau tidak mau harus dihadapi.

"Dan kita harapkan, langkah antisipatif sudah benar-benar konkret kita siapkan dan berharap, perlambatan pertumbuhan ekonomi dan dampak dari resesi bisa kita hindarkan,"

Jokowi menegaskan, kunci bagi Indonesia terhindar dari risiko resesi adalah meningkatkan arus investasi asing. Pemerintah, pun harus membuka karpet merah bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.

"Jalan paling cepat adalah yang berkaitan dengan FDI. Kuncinya hanya ada di situ, nggak ada yang lain," tegas kepala negara.

Menjelang akhir bulan, Jokowi kembali menggelar rapat terbatas tindak lanjut mengenai hal ini. Jokowi menegaskan, bahwa Indonesia saat ini tengah berpacu dengan waktu dan harus bergerak cepat mengantisipasi terjadinya resesi.

"Kita berpacu dengan waktu dan harus bergerak dengan cepat. Dengan pemangkasan, dengan penyederhanaan dari regulasi yang menghambat," kata Jokowi.

Jokowi pun menagih gagasan konkret dari jajaran Menteri Kabinet Kerja atas upaya pemerintah membuat ekosistem usaha yang ramah terhadap investasi. Apalagi, ini bukan rapat pertama yang dilakukan.

"Hari ini supaya progresnya lebih tajam, jangan sampai mengulang apa yang sudah dibicarakan pada rapat yang lalu," tegas Jokowi.

Resesi memang menjadi momok yang menakutkan akhir-akhir ini. Perlambatan ekonomi yang terus terjadi bisa berlanjut menjadi resesi kalau tidak ada perubahan yang berarti.

Asia Tenggara, wilayah yang selama ini dipandang aman, tidak luput dari ancaman resesi. Tidak jauh-jauh, sepertinya calon korban resesi adalah tetangga Indonesia yaitu Singapura.

"Dengan hubungan yang begitu erat dengan China dan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap ekspor, Singapura akan mengalami perlambatan ekonomi paling parah di kawasan ini. Kemungkinan ekonomi Singapura akan jatuh ke resesi pada 2020 jika kondisi tidak berubah," ungkap Mark Billiington, Direktur Regional ASEAN di Institute of Chartered Accountants, seperti diberitakan Today Online.

Proyeksi ICAEW kian mendekati kenyataan. Singapore Economic Development Board melaporkan produksi industri Negeri Singa pada Agustus terkontraksi alias turun 8% year-on-year (YoY). Jauh memburuk dibandingkan bulan sebelumnya yang turun 0.1%.

Pertumbuhan produksi industri di Singapura pada Agustus adalah yang terparah sejak Desember 2015. Penyebabnya adalah produksi di sektor elektronik yang minus 24,4% dan farmasi yang turun 13,3%.

Pada kuartal I-2019, ekonomi Singapura tumbuh 1,1%. Pada kuartal berikutnya, ekonomi melambat signifikan hingga hanya tumbuh 0,1%.

Sepanjang 2019, Otoritas Moneter Singapura (MAS) memperkirakan ekonomi tumbuh marjinal di kisaran 0-0,1%. Kalau ini sampai kejadian, maka jauh melambat dibandingkan pencapaian 2018 yaitu 3,1%.

Oleh karena itu, sudah terlihat bahwa ekonomi Singapura berada di bibir jurang resesi. Sedikit dorongan, ekonomi Negeri Merlion bakal jatuh.

[Gambas:Video CNBC]




Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular