Singapura, Calon Korban Resesi Berikutnya?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 September 2019 13:34
Singapura Korban Perang Dagang
Ilustrasi Dolar Singapura (REUTERS/Edgar Su)
Ya, Singapura sangat rentan mengalami resesi karena ekspor mereka ke China begitu signifikan. Tahun lalu, ekspor Singapura ke China tercatat US$ 50,4 miliar atau 13% dari total ekspor mereka.



Ekonomi China sedang mengalami masa penyesuaian, mencari keseimbangan baru setelah sempat berkali-kali tumbuh dua digit. Pemerintah China memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini di kisaran 6-6,5%. Padahal pertumbuhan ekonomi 6,6% tahun lalu saja sudah menjadi yang terlemah sejak 1990.

Untuk tahun depan, sejumlah institusi memperkirakan pertumbuhan ekonomi China kembali melambat. Angka proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi Kerja Sama untuk Ekonomi dan Pembangunan (OECD) ada di 6%, sementara Bank Dunia 5,9%.

Selain penyesuaian ekonomi yang terus berlangsung, perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) memperburuk prospek di China. Bagaimana pun, AS adalah negara mitra dagang utama China.



Saat barang China sulit masuk ke tanah AS karena kena bea masuk, maka produksi industri di China tentu terpukul. Pada Agustus, produksi industri China hanya tumbuh 4,4%, laju terlemah sejak Februari 2002.

 

Kalau produksi industri China melambat, maka permintaan bahan baku dan barang modal dari negara-negara lain tentu turun. Tidak terkecuali dari Singapura.

Inilah akar masalah di Singapura. Negara ini sangat rentan terpapar risiko perang dagang AS-China. Selama AS-China masih gontok-gontokan, risiko resesi akan selalu membayangi Singapura.



TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular