Proyek Kereta Cepat JKT-SBY Diteken, Ini Dampaknya ke Depan

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
24 September 2019 19:13
Kereta semi cepat Jakarta-Surabaya memasuki babak baru.
Foto: Kereta Luxury 2 (Ist)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan meneken MoU kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya dengan pemerintah Jepang di hotel Pullman, Jakarta. Adanya kereta api semi cepat ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian.

"Kita akan tanda tangan dengan pemerintah Jepang Mou untuk kereta cepat Jakarta-Surabaya," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Jakarta, Senin (23/9/2019). 

Proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya, Indonesia menggandeng Jepang melalui JICA. Berbeda dengan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung yang menggaet China.



Proyek kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya akan menggunakan jalur yang sudah ada. Dengan menggunakan jalur yang sudah ada diharapkan dapat rampung sesuai dengan rencana. Namun, perlu perbaikan jalur dan rel agar dapat perlintasan lurus.

Proyek ini diperkirakan memakan biaya hingga Rp90 triliun. Kereta semi cepat Jakarta - Surabaya direncanakan akan melalui 5 stasiun yaitu Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang-Surabaya.

Nantinya jarak tempuh Jakarta-Surabaya yang mencapai lebih dari 700 km dapat ditempuh dalam waktu 5-6 jam. Tentu 5 jam lebih singkat jika dibandingkan dengan naik kereta api sekarang ini yang harus menelan waktu hingga 11 jam. Waktu tempuh ini relatif mirip dengan waktu yang harus dihabiskan penumpang pesawat bila menghitung lama boarding hingga setelah mendarat di bandara.

Dalam konteks ini, Wapres Jusuf Kalla pernah mengungkapkan layanan kereta cepat, berpotensi menjadi pesaing tangguh bagi layanan pesawat udara, khususnya Jakarta-Surabaya.

Proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya ini diharapkan dapat memberi dampak ekonomi yang nyata baik jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu yang jadi fokus pemerintah adalah biaya logistik. Dengan adanya kereta semi cepat ini tentunya diharapkan dapat menurunkan biaya logistik di Indonesia.

Selain itu, dengan adanya kereta api semi cepat ini dampak lain yang dapat dirasakan adalah mobilisasi orang dan barang jadi lebih cepat serta konektivitas antar daerah meningkat.

Ketika konektivitas dan mobilitas meningkat maka akan berdampak positif terhadap perekonomian. Konektivitas menciptakan akses yang dapat mendorong pemerataan ekonomi/spillover serta meningkatkan laju urbanisasi.

Menurut laporan McKinsey melalui studinya yang berjudul The Archipelago of Economy, pada 2012 sekitar 53% orang Indonesia tinggal di perkotaan dan berkontribusi besar terhadap perekonomian hingga 74% PDB.

Jumlah tersebut akan terus bertumbuh hingga 2030. McKinsey memprediksi bahwa jumlah orang Indonesia yang tinggal di kota mencapai 71% dari populasi dan menghasilkan 86% PDB.

Dampak spillover ini juga dirasakan di China salah satunya. Keberadaan kereta cepat di China mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota yang disambangi hingga 1% dari PDB.

Dampak jangka pendek adanya proyek tersebut tentunya adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun hal lain yang perlu diperhatikan dalam proyek ini adalah tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang juga dapat mendongkrak perekonomian RI jangka pendek maupun jangka panjang.

(TIM RISET CNBC INDONESIA)

[Gambas:Video CNBC]


(twg/twg) Next Article Investasi Kereta Semi Cepat JKT-SBY Bisa Bengkak Jadi Rp 90 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular