
Investasi Kereta Semi Cepat JKT-SBY Bisa Bengkak Jadi Rp 90 T
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
16 August 2019 19:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai investasi kereta semicepat Jakarta-Surabaya diperkirakan bertambah. Hal ini masih dalam pembahasan antara pemerintah dengan Japan Internasional Cooperation Agency (JICA).
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengaku ada perbedaan perhitungan yang belum disepakati. Pada perhitungan awal, pemerintah memperkirakan investasi proyek ini hanya membutuhkan Rp 60 triliun.
"Kita maunya Rp 60 triliun, tapi kelihatannya mereka agak bergerak. Jadi antara Rp 60-90 triliun," ungkap Budi Karya di kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, Jumat (16/8/2019).
Saat ini, proyek tersebut masih dalam tahap pra feasibility study (Pra-FS). Dalam waktu dekat, MoU untuk mengerjakan FS secara menyeluruh akan diteken.
"Ya setelah ini kita akan bicara dengan JICA. Mestinya tanggal 20 [Agustus]> Nunggu pak Basuki [Menteri PUPR] masih pergi haji. Kita akan MoU," tandasnya.
Sebelumnya, Budi Karya pernah menjelaskan bahwa proses pembangunan dilakukan bertahap dengan membangun lebih dulu jalur baru dari Jakarta-Semarang. Sedangkan jalur Semarang-Surabaya masih akan menggunakan jalur eksisting namun ditambah dengan peningkatan.
"Kita bicara mengenai mengurangi tikungan, terjal, itu memang terjadi di Jakarta sampai Semarang," bebernya.
Nantinya, kereta ini didesain dengan kecepatan rata-rata 140-145 Km/jam. Ditargetkan, pembangunan rampung dalam waktu 2 tahun. Ditambah masa uji coba 6 bulan, Budi Karya ingin pada akhir 2022 kereta ini sudah beroperasi.
"Yang kita kunci adalah, dari Jakarta sampai Surabaya tidak lebih dari 6 Jam. Kalau bisa 5,5 jam. Jadi kalau semicepat 24 jam itu bisa bolak-balik dua kali," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Dibayang-Bayangi China, Jepang Tekan MoU Kereta Cepat JKT-SBY
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengaku ada perbedaan perhitungan yang belum disepakati. Pada perhitungan awal, pemerintah memperkirakan investasi proyek ini hanya membutuhkan Rp 60 triliun.
"Kita maunya Rp 60 triliun, tapi kelihatannya mereka agak bergerak. Jadi antara Rp 60-90 triliun," ungkap Budi Karya di kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, Jumat (16/8/2019).
Saat ini, proyek tersebut masih dalam tahap pra feasibility study (Pra-FS). Dalam waktu dekat, MoU untuk mengerjakan FS secara menyeluruh akan diteken.
"Ya setelah ini kita akan bicara dengan JICA. Mestinya tanggal 20 [Agustus]> Nunggu pak Basuki [Menteri PUPR] masih pergi haji. Kita akan MoU," tandasnya.
Sebelumnya, Budi Karya pernah menjelaskan bahwa proses pembangunan dilakukan bertahap dengan membangun lebih dulu jalur baru dari Jakarta-Semarang. Sedangkan jalur Semarang-Surabaya masih akan menggunakan jalur eksisting namun ditambah dengan peningkatan.
"Kita bicara mengenai mengurangi tikungan, terjal, itu memang terjadi di Jakarta sampai Semarang," bebernya.
Nantinya, kereta ini didesain dengan kecepatan rata-rata 140-145 Km/jam. Ditargetkan, pembangunan rampung dalam waktu 2 tahun. Ditambah masa uji coba 6 bulan, Budi Karya ingin pada akhir 2022 kereta ini sudah beroperasi.
"Yang kita kunci adalah, dari Jakarta sampai Surabaya tidak lebih dari 6 Jam. Kalau bisa 5,5 jam. Jadi kalau semicepat 24 jam itu bisa bolak-balik dua kali," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Dibayang-Bayangi China, Jepang Tekan MoU Kereta Cepat JKT-SBY
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular