
MRT Jakarta: Pakai Duit Jepang, Kiblat Pengoperasian ke Korea
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
15 August 2019 12:30

Jakarta, CNBC Indonesia - MRT Jakarta dibangun melalui kerja sama pemerintah pusat dan DKI Jakarta dengan Jepang melalui pendanaan dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Namun, kini setelah beroperasi, MRT Jakarta justru menjalin kerja sama dengan Seoul Metro, operator asal Korea Selatan.
Padahal, MRT Jakarta kini masih terikat kontrak pembangunan fase 2 dengan JICA. Adapun dana yang dipinjamkan JICA untuk pembangunan fase I Lebak Bulus-Bundaran HI mencapai Rp 15 triliun.
Kerja sama dengan Seoul Metro ditandai dengan penandatanganan kerja sama oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, dan Chief Executive Officer Seoul Metro, Taeho Kim, Kamis (15/8/2019) di Kantor MRT Jakarta.
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar menjelaskan bahwa kerja sama ini meliputi pengeksplorasian dalam pengembangan pengoperasian dan pengelolaan pusat kendali operasi (OCC). Selain itu, dia juga ingin ada pengembangan kemampuan perawatan rolling stock dan depo.
"Kami melihat bahwa Seoul Metro sebagai salah satu operator kelas dunia yang mengelola delapan jaringan dengan 340 kilometer jalur, kami menganggap perlu mendapatkan pengetahuan dari keandalan operasional mereka, terutama terkait penggunaan teknologi data raksasa (big data) dalam aspek operasional stasiun dan menjalankan rangkaian kereta," kata William.
Ia ingin bertukar informasi mengenai teknologi. Menurutnya, saat ini memang sudah saatnya MRT Jakarta memasuki proses pengembangan digital platform.
"Seoul Metro memperkenalkan smart station, gimana memastikan mereka bisa mengontrol seluruh sistem-sistemnya secara otomatis. Jadi ketahuan kalau ada elevator, eskalator yang enggak berfungsi, segala macam itu by digital sistem," tandasnya.
(hoi/hoi) Next Article Ada Jalur Baru MRT 'Belah' Jakarta, Ini Rute-Rutenya
Padahal, MRT Jakarta kini masih terikat kontrak pembangunan fase 2 dengan JICA. Adapun dana yang dipinjamkan JICA untuk pembangunan fase I Lebak Bulus-Bundaran HI mencapai Rp 15 triliun.
Kerja sama dengan Seoul Metro ditandai dengan penandatanganan kerja sama oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, dan Chief Executive Officer Seoul Metro, Taeho Kim, Kamis (15/8/2019) di Kantor MRT Jakarta.
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar menjelaskan bahwa kerja sama ini meliputi pengeksplorasian dalam pengembangan pengoperasian dan pengelolaan pusat kendali operasi (OCC). Selain itu, dia juga ingin ada pengembangan kemampuan perawatan rolling stock dan depo.
"Kami melihat bahwa Seoul Metro sebagai salah satu operator kelas dunia yang mengelola delapan jaringan dengan 340 kilometer jalur, kami menganggap perlu mendapatkan pengetahuan dari keandalan operasional mereka, terutama terkait penggunaan teknologi data raksasa (big data) dalam aspek operasional stasiun dan menjalankan rangkaian kereta," kata William.
Ia ingin bertukar informasi mengenai teknologi. Menurutnya, saat ini memang sudah saatnya MRT Jakarta memasuki proses pengembangan digital platform.
"Seoul Metro memperkenalkan smart station, gimana memastikan mereka bisa mengontrol seluruh sistem-sistemnya secara otomatis. Jadi ketahuan kalau ada elevator, eskalator yang enggak berfungsi, segala macam itu by digital sistem," tandasnya.
(hoi/hoi) Next Article Ada Jalur Baru MRT 'Belah' Jakarta, Ini Rute-Rutenya
Most Popular