Cerita Sri Mulyani Susun APBN 2020 di Tengah Perang Dagang

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
24 September 2019 14:53
APBN 2020 kata dia disusun di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik dunia.
Foto: Sidang Paripurna (CNBC Indonesia/Cantika Dinda)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menceritakan saat menyusun APBN 2020 yang baru saja disahkan terdapat tantangan khusus dalam merancangnya.

APBN 2020 kata dia disusun di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik dunia.

"Selama proses penyusunan APBN tahun 2020 kita dihadapkan pada dinamika perekonomian global dan geopolitik global yang sangat tinggi yang meninggalkan pola tradisi historis sehingga menciptakan meningkatnya ketidakpastian," katanya di Rapat Paripurna DPR RI, Selasa (24/9/2019).

Lanjut dia, kondisi perang dagang yang tak kunjung mereda, berdampak pada perlambatan ekonomi di banyak negara di dunia, serta ketidakpastian harga komoditas yang cenderung melemah.

"Perang dagang yang berlarut-larut dan eskalatif antara Amerika Serikat dan Tiongkok sebagai dua ekonomi terbesar dunia menimbulkan ketidakpastian yang semakin sulit diprediksi," jelasnya.

Tak cuma itu, kondisi geopolitik juga bergejolak di kawasan Asia dan Timur Tengah yang makin membebani tekanan ekonomi global yang melemah.

Sri Mulyani juga bercerita, dalam merancang APBN 2020 menghadapi ancaman pelemahan ekonomi dan dinamika global tersebut, peranan APBN sebagai instrumen counter cyclical menjadi sangat penting," tuturnya.

Oleh karena itu, pelaksanaan APBN 2019 diposisikan sebagai instrumen stimulus perekonomian melalui kebijakan belanja dan insentif flskal bagi kegiatan dunia usaha, melanjutkan pemerataan pembangunan, serta memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat.

Lanjut dia, pelonggaran fiskal secara terukur juga diperlukan untuk menetralisir pengaruh pelemahan global serta untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tahun 2019.

"Sejalan dengan langkah tersebut, kebijakan flskal tahun 2020 juga tetap diarahkan agar menjaga stimulasi ekonomi secara terarah dan terukur untuk menjaga perekonomian tumbuh di atas 5%," ujarnya.
(dru) Next Article Poin-Poin RAPBN 2020 Jokowi, Mantapkah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular