Internasional

Maskapai Penerbangan Besar & Tertua Bangkrut, Kok Bisa?

Wangi Sinintya Mangkuto & Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
24 September 2019 07:53
Bukan Cuma Sekedar Maskapai Penerbangan
Foto: Thomas Cook Logo (REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo)
Thomas Cook sebenarnya bukan hanya mengoperasikan maskapai penerbangan saja. Tapi juga hotel dan juga resort untuk 19 juta pengguna travel dalam setahun di 16 negara.

Di 2019, perusahaan ini membukukan pendapatan sebesar 9,6 miliar pound (US$ 12 miliar). Perusahaan yang terdaftar di bursa London ini memiliki 21 ribu pekerja, dengan komposisi 150 ribu pekerja di Inggris dan 600 ribu pekerja di luar Inggris.

Salah Strategi dan Kalah Bersaing

Thomas Cook terkenal karena kerap memberi paket perjalanan murah bagi penggunanya. Namun, persoalan geopolitik yakni Brexit membuat perusahaan sangat terganggu.

Apalagi pusat maskapai yang berada di London Inggris. Keputusan keluarnya Inggris dari Eropa tanpa kesepakatan 31 Oktober nanti, jelas membuat perusahaan akan terbatas dalam setiap gerak gerik operasionalnya.

Namun Brexit sebenarnya bukan hal itu. Salah strategi pemasaran menjadi penyebab.

Thomas Cook menjual tiketnya ekslusif di kanal sendiri. Ini membuat Thomas Cook gagal bertahan dari rivalnya yang lain yang menggunakan jejaring online dan penerbangan murah.

Perusahaan akhirnya kehilangan pendapatan hingga 1,5 juta poun dalam enam bulan terakhir hingga 31 Maret. Bukan hanya itu, perusahaan terlilit hutang yang sangat besar.

Dalam catatan The Sun, Thomas Cook memiliki hutang 2 miliar pound atau mendekati 2,5 miliar pound. Perusahaan sebenarnya telah berupaya meminjam dana 200 juta pound untuk bertahan namun sayangnya pinjaman sulit didapat dan perusahaan pun berhenti beroperasi.

Sebelum resmi menyatakan dirinya bangkrut dan berhenti beroperasi, CEO Thomas Cook Peter Fankhauser mencoba meminta pinjaman kembali pada para kreditur di London. Namun, tidak ada kesepakatan yang dihasilkan.

Kreditor yang diketahui berasal dari China, Fason Group kecewa karena manajemen tidak mampu memberi solusi yang masuk akal. Meski demikian, Thomas Cook India, yang sahamanya dimiliki Faifax Kananda, tetap beroperasi dan tidak terpengaruh dengan kebangkrutan merek di Inggris.

Thomas Cook sempat meminta pemerintah untuk menyelamatkan perusahaan dengan bail out. Namun pemerintah menolak karena takut akan bahaya moral jika langkah ini diambil, yang memicu perusahaan lain meminta bantuan pemerintah.

BERSAMBUNG KE HAL 3 >>> (sef/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular