Kepala Bappenas: Dunia Kerja Tak Hanya Soal IPK Tinggi

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
20 September 2019 14:39
Menteri PPN/Kepala Bappenas mengungkit soal kemampuan akademik dengan dunia kerja, apa berkorelasi?
Foto: Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro di acara Rapat Koordinasi Nasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Properti 2019. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah para pencari kerja akan membludak pada saat puncak bonus demografi 2030 - 2040. Sehingga pendidikan tentu penting untuk bekal para pekerja, tapi kemampuan akademis dengan IPK tak menjamin semua bisa beres.

Pasalnya, dunia kerja mendatang tidak hanya mencari lulusan terbaik saja, namun lulusan yang memiliki kompetensi khusus. Artinya kita harus memastikan anak-anak kita lulus dengan memiliki kompetensi.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam Seminar Nasional "Pengembangan SDM Unggul untuk Memanfaatkan Peluang Bonus Demografi Menuju Indonesia Maju pada RPJMN 2020 - 2024" di Auditorium Gadjah Mada, Gedung Panca Gatra, Lemhanas, Jakarta (20/9/2019).



"IPK 4 tapi nggak bisa kerja sama dengan yang lain ya buat apa. Mentang-mentang pinter menganggap yang lain bodoh. Tidak hanya hard skill tapi juga soft skill," ungkap Bambang.

Ia mengatakan, jangan sampai pas mahasiswa lulus ditanya bisa apa, lalu jawab bisa semua. Hanya karena punya IPK tinggi. Dirinya mencontohkan ada orang memiliki IPK biasa saja tapi punya sertifikat khusus, misalnya saja barista atau penyedia kopi.

"Ini justru dipertimbangkan untuk direkrut menjadi tenaga kerja. Dia bisa daftar ke restoran," terangnya.

Persiapan bonus demografi harus dilakukan segera. Bonus demografi jarang terjadi dalam siklus sebuah negara dalam beberapa generasi. Sehingga yang harus dinaikkan adalah produktivitas tenaga kerjanya.

"Pendidikan juga jangan bergerak dengan idenya sendiri, mentang-mentang banyak ahli kurilkulum. Jangan sampai nggak nyambung dengan kebutuhan kerja," katanya.



Menciptakan manusia yang berkualitas dimulai dari keluarga. Memastikan anak sehat sejak kecil dan diusia dewasa mendapatkan jaminan pendidikan serta karakter yang baik.

"Intinya ya pembangunan di tingkat mikro di tingkat paling kecil yang harus sejalan dengan yang dicitakan bangsa," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Bappenas: Ekonomi Pulih, Buka Peluang Tenaga Kerja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular