
Gokil! Tahun Depan Vietnam Bakal Makin Sulit Dikejar RI
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
19 September 2019 19:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) berharap perjanjian dagang Indonesia-Uni Eropa (Indonesia EU-CEPA) dapat segera terealisasi. Jika tidak, Vietnam bakal menyalip pada 2020.
"Kita menyampaikan (ke Presiden Joko Widodo) bahwa ekspor beranjak pelan selama 2-3 tahun terakhir dibanding Vietnam dan Bangladesh yang sangat cepat," kata Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat, Kamis (19/9).
Menurut Ade, masalah ini sudah disampaikan kepada Presiden Jokowi sewaktu pertemuan pada Senin (16/9/2019) di Istana Merdeka, Jakarta.
Wakil Ketua Umum API bidang Perdagangan Luar Negeri, Anne Sutanto, mengatakan Vietnam cukup aktif melakukan multilateral yang sudah lebih dahulu dijalankan dari Indonesia. Vietnam telah melakukan perjanjian dagang dengan EU yang akan efektif berlaku pada 1 Januari 2020.
"Dalam perdagangan, pelbagai hal kita lakukan, salah satunya peningkatan ekspor TPT," katanya.
"Kita sampaikan ke Presiden, Free Trade ini penting karena kita punya multi marketing platform, di mana global retail atau Indonesia saat dia memproduksi pasarnya bukan hanya untuk lokal tapi bisa di pasar bebas," kata Anne.
API menargetkan pada 2020, ekspor produk TPT dapat mencapai US$14,6 Miliar dengan pangsa pasar 2,6%. Ade menjelaskan, jika Indonesia-EU terealisasi, ekspor produk TPT bakal meningkat hingga 300% dalam 5 tahun mendatang dengan nilai ekspor mencapai sekitar US$6 Miliar.
"Ancaman nyata kita pada 1 Januari 2020 nanti, Vietnam bakal mendapat 0% bea masuk, sementara Indonesia 11% karena perundingan kita masih 70% untuk Indonesia-EU CEPA," kata Ade.
Menurut Ade, perundingan menjadi lama selesai lantaran sektor lain seperti minyak sawit, otomotif, kerja sama pemerintahan, yang juga ingin ambil bagian dalam perjanjian tersebut.
Indonesia juga sedang menjajaki pembicaraan CEPA dengan Uni Eropa. Sayangnya, perundingan tersebut berlangsung alot, apalagi isu "kampanya hitam" terhadap sawit Indonesia terus digencarkan di Uni Eropa.
Perundingan kerja sama perdagangan antara Indonesia-Uni Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) telah diluncurkan pada Juli 2016. Penjajakan perdagangan bebas IEU-CEPA merupakan tindak lanjut dari kesepakatan scoping paper perundingan CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa, saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Brussel, Belgia, pada 21 April 2016.
(hoi/hoi) Next Article Industri Tekstil RI: Kalah dari Vietnam hingga Gelombang PHK
"Kita menyampaikan (ke Presiden Joko Widodo) bahwa ekspor beranjak pelan selama 2-3 tahun terakhir dibanding Vietnam dan Bangladesh yang sangat cepat," kata Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat, Kamis (19/9).
Menurut Ade, masalah ini sudah disampaikan kepada Presiden Jokowi sewaktu pertemuan pada Senin (16/9/2019) di Istana Merdeka, Jakarta.
Wakil Ketua Umum API bidang Perdagangan Luar Negeri, Anne Sutanto, mengatakan Vietnam cukup aktif melakukan multilateral yang sudah lebih dahulu dijalankan dari Indonesia. Vietnam telah melakukan perjanjian dagang dengan EU yang akan efektif berlaku pada 1 Januari 2020.
"Dalam perdagangan, pelbagai hal kita lakukan, salah satunya peningkatan ekspor TPT," katanya.
"Kita sampaikan ke Presiden, Free Trade ini penting karena kita punya multi marketing platform, di mana global retail atau Indonesia saat dia memproduksi pasarnya bukan hanya untuk lokal tapi bisa di pasar bebas," kata Anne.
API menargetkan pada 2020, ekspor produk TPT dapat mencapai US$14,6 Miliar dengan pangsa pasar 2,6%. Ade menjelaskan, jika Indonesia-EU terealisasi, ekspor produk TPT bakal meningkat hingga 300% dalam 5 tahun mendatang dengan nilai ekspor mencapai sekitar US$6 Miliar.
"Ancaman nyata kita pada 1 Januari 2020 nanti, Vietnam bakal mendapat 0% bea masuk, sementara Indonesia 11% karena perundingan kita masih 70% untuk Indonesia-EU CEPA," kata Ade.
Menurut Ade, perundingan menjadi lama selesai lantaran sektor lain seperti minyak sawit, otomotif, kerja sama pemerintahan, yang juga ingin ambil bagian dalam perjanjian tersebut.
Indonesia juga sedang menjajaki pembicaraan CEPA dengan Uni Eropa. Sayangnya, perundingan tersebut berlangsung alot, apalagi isu "kampanya hitam" terhadap sawit Indonesia terus digencarkan di Uni Eropa.
Perundingan kerja sama perdagangan antara Indonesia-Uni Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) telah diluncurkan pada Juli 2016. Penjajakan perdagangan bebas IEU-CEPA merupakan tindak lanjut dari kesepakatan scoping paper perundingan CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa, saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Brussel, Belgia, pada 21 April 2016.
(hoi/hoi) Next Article Industri Tekstil RI: Kalah dari Vietnam hingga Gelombang PHK
Most Popular