
Jokowi: Jangan Emosi Antek Asing, Antek Aseng
Redaksi, CNBC Indonesia
18 September 2019 13:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka acara Forum Titik Temu 'Kerja Sama Multikultural untuk Persatuan dan Keadilan' di Double Tree Hilton Hotel, Jalan Pegangsaan Timur, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (18/9/2019).
Jokowi mengaku mendapat inspirasi dari cendekiawan muslim Quraish Shihab soal cinta keagamaan dan emosi keagamaan.
Ia meminta masyarakat Indonesia mampu mengelola keterbukaan dan kemajemukan dalam menerima orang asing untuk keuntungan negara. Menurut Jokowi, pihak yang kerap menyebut antek asing ialah yang mengeluarkan emosi keagamaan.
"Saya garis bawahi, satu emosi keagamaan dan cinta keagamaan. Emosi keagamaannya dikurangi atau dihilangkan. Kemudian yang dikuatkan, yang ditingkatkan adalah cinta keagamaan. Saya setuju," ujar Jokowi seperti dilansir detikcom.
Menurut Jokowi, pernyataan itu menjawab tantangan pembangunan ekonomi ke depan, yakni masyarakat akan semakin majemuk dengan keberagaman suku dan etnis. Jokowi mengatakan kemajemukan bisa membuat bangsa ini kaya imajinasi dalam berinovasi.
"Kemajemukan itu bukan semata-mata akibat perkembangan zaman yang tidak bisa kita hindari, tetapi kemajemukan itu adalah sebuah kebutuhan, karena kemajemukan akan membuat kita semakin kaya imajinasi untuk berinovasi. Kemajemukan akan membuat kita semakin matang atau semakin dewasa dan kemajemukan itu akan menjadi satu bagian yang tak terpisahkan dari sebuah kemajuan ekonomi," kata Jokowi.
Jokowi mengungkapkan keberhasilan suatu negara ke depannya akan sangat ditentukan oleh keberhasilan masyarakat dalam menerima kemajemukan. Untuk itu, dia mengatakan sudah seharusnya Indonesia mampu mengelola perbedaan internal dan hadirnya orang asing yang memberi keuntungan bagi Indonesia.
"Harusnya semakin mampu, semakin dewasa semakin mampu, termasuk semakin mampu mengelola atas hadirnya orang asing yang ingin bekerja sama dengan kita, dengan catatan menguntungkan bangsa ini. Jangan belum-belum sudah (disebut) antek asing, antek Aseng, itu namanya emosi keagamaan, bukan cinta keagamaan, akan saya pakai terus, Pak Quraish," imbuhnya.
(dru) Next Article Lagi, Jokowi Sentil Impor Kedelai hingga Bawang Putih RI
Jokowi mengaku mendapat inspirasi dari cendekiawan muslim Quraish Shihab soal cinta keagamaan dan emosi keagamaan.
Ia meminta masyarakat Indonesia mampu mengelola keterbukaan dan kemajemukan dalam menerima orang asing untuk keuntungan negara. Menurut Jokowi, pihak yang kerap menyebut antek asing ialah yang mengeluarkan emosi keagamaan.
Menurut Jokowi, pernyataan itu menjawab tantangan pembangunan ekonomi ke depan, yakni masyarakat akan semakin majemuk dengan keberagaman suku dan etnis. Jokowi mengatakan kemajemukan bisa membuat bangsa ini kaya imajinasi dalam berinovasi.
"Kemajemukan itu bukan semata-mata akibat perkembangan zaman yang tidak bisa kita hindari, tetapi kemajemukan itu adalah sebuah kebutuhan, karena kemajemukan akan membuat kita semakin kaya imajinasi untuk berinovasi. Kemajemukan akan membuat kita semakin matang atau semakin dewasa dan kemajemukan itu akan menjadi satu bagian yang tak terpisahkan dari sebuah kemajuan ekonomi," kata Jokowi.
Jokowi mengungkapkan keberhasilan suatu negara ke depannya akan sangat ditentukan oleh keberhasilan masyarakat dalam menerima kemajemukan. Untuk itu, dia mengatakan sudah seharusnya Indonesia mampu mengelola perbedaan internal dan hadirnya orang asing yang memberi keuntungan bagi Indonesia.
"Harusnya semakin mampu, semakin dewasa semakin mampu, termasuk semakin mampu mengelola atas hadirnya orang asing yang ingin bekerja sama dengan kita, dengan catatan menguntungkan bangsa ini. Jangan belum-belum sudah (disebut) antek asing, antek Aseng, itu namanya emosi keagamaan, bukan cinta keagamaan, akan saya pakai terus, Pak Quraish," imbuhnya.
(dru) Next Article Lagi, Jokowi Sentil Impor Kedelai hingga Bawang Putih RI
Most Popular