
Sri Mulyani Bicara Serangan ke Arab & Kerentanan Harga Minyak
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
16 September 2019 20:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada Sabtu pagi (14/9/2019) waktu setempat, dua fasilitas minyak milik Saudi Aramco di Abqaiq dan Khurais diserang pesawat drone. Pemberontak Houthi Yemen mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Akibat serang tersebut, Saudi Aramco kehilangan sekitar 5,7 juta barel hasil produksi harian atau setara dengan 50% dari pasokan minyak global. Ini merupakan kehilangan pasokan minyak terbesar, mengalahkan dampak dari hilangnya pasokan minyak saat perang teluk pertama (GulfWar I) di Agustus 1990.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan serangan tersebut memang belum pernah terjadi dan memberikan dampak kerentanan terhadap harga minyak.
"Kalau kita lihat sisi minyak ini perseden yang belum pernah terjadi. Jadi ini menimbulkan dampak vurnability dari munculnya serangan tersebut," kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Senin (16/9/2019).
"Kalau dilihat jumlah konsekuensi, dari sisi jumlah yang bisa disuplai dari Saudi ya dan mereka suplai ke seluruh dunia," imbuhnya.
Menurutnya, dunia masih harus menunggu kejelasan seberapa cepat Saudi Arabia bisa recover. Yang muncul, sambungnya, adalah berapa banyak yang suplai minyak dan apakah bisa disuplai oleh cadangan minyak mereka.
"Jadi disrupsi ini akan menimbulkan kenaikan (harga) dan sudah terlihat dari harga minyak sekarang meningkat hanya waktu sehari. Kita akan lihat apakah dampaknya akan permanen atau hanya sebatas singkat," tutup Sri Mulyani.
(dru/dru) Next Article Cerita Sri Mulyani: Subsidi BBM 2022 Nyaris Bengkak Rp700 M
Akibat serang tersebut, Saudi Aramco kehilangan sekitar 5,7 juta barel hasil produksi harian atau setara dengan 50% dari pasokan minyak global. Ini merupakan kehilangan pasokan minyak terbesar, mengalahkan dampak dari hilangnya pasokan minyak saat perang teluk pertama (GulfWar I) di Agustus 1990.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan serangan tersebut memang belum pernah terjadi dan memberikan dampak kerentanan terhadap harga minyak.
"Kalau dilihat jumlah konsekuensi, dari sisi jumlah yang bisa disuplai dari Saudi ya dan mereka suplai ke seluruh dunia," imbuhnya.
Menurutnya, dunia masih harus menunggu kejelasan seberapa cepat Saudi Arabia bisa recover. Yang muncul, sambungnya, adalah berapa banyak yang suplai minyak dan apakah bisa disuplai oleh cadangan minyak mereka.
"Jadi disrupsi ini akan menimbulkan kenaikan (harga) dan sudah terlihat dari harga minyak sekarang meningkat hanya waktu sehari. Kita akan lihat apakah dampaknya akan permanen atau hanya sebatas singkat," tutup Sri Mulyani.
(dru/dru) Next Article Cerita Sri Mulyani: Subsidi BBM 2022 Nyaris Bengkak Rp700 M
Most Popular