Duh, Surat Kabar Milik Orang Terkaya di Dunia Bangkrut
Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
15 September 2019 13:51
Jakarta, CNBC Indonesia - Siapa yang tak kenal CEO Amazon Jeff Bezos. Ia merupakan orang terkaya di dunai saat ini.
Namun ternyata label orang terkaya juga tak bisa membendung kebangkrutan salah satu perusahaan. Akhir pekan ini, sebagaimana dilansir dari Splinter, perusahaan surat kabar miliknya Express Post yang berada di bawah manajemen Washington Post resmi gulung tikar.
Express Post atau dikenal dengan The Post adalah surat kabar yang biasa dijajakan di komuter di AS. Surat kabar ini sudah berumur 16 tahun. Edisi cetak terakhir dijajakan Kamis lalu.
Para karyawan-pun di PHK akibat kebijakan ini. Meski demikian Editor Esekutif The Post Dan Caccavaro mengatakan pihaknya belum mengetahui apakah akan ada kompensasi yang adil untuk karyawan yang dirumahkan.
Sementara itu, banyaknya pembaca yang beralih ke digital menjadi alasan mengapa Express Post bangkrut. Sirkulasi surat kabar ini anjlok terus menerus, dari 190 ribu eksemplar di 2007 menjadi 130 ribu eksemplar.
"Semakin banyak pembaca yang mengonsumsi konten Post secara digital. Post akan terus melayani mereka yang bepergian melalui Metro dengan produk-produk digital, termasuk ponselnya situs, aplikasi, buletin, dan podcast," ujar manajemen The Post.
Bezos mengambil alih Washington post pada 2013. Ia membeli media ini dengan harga US$ 250 juta.
(sef/sef) Next Article Orang Terkaya di Planet Bumi Ini Jual Saham Amazon Rp 43 T
Namun ternyata label orang terkaya juga tak bisa membendung kebangkrutan salah satu perusahaan. Akhir pekan ini, sebagaimana dilansir dari Splinter, perusahaan surat kabar miliknya Express Post yang berada di bawah manajemen Washington Post resmi gulung tikar.
Express Post atau dikenal dengan The Post adalah surat kabar yang biasa dijajakan di komuter di AS. Surat kabar ini sudah berumur 16 tahun. Edisi cetak terakhir dijajakan Kamis lalu.
Para karyawan-pun di PHK akibat kebijakan ini. Meski demikian Editor Esekutif The Post Dan Caccavaro mengatakan pihaknya belum mengetahui apakah akan ada kompensasi yang adil untuk karyawan yang dirumahkan.
Sementara itu, banyaknya pembaca yang beralih ke digital menjadi alasan mengapa Express Post bangkrut. Sirkulasi surat kabar ini anjlok terus menerus, dari 190 ribu eksemplar di 2007 menjadi 130 ribu eksemplar.
"Semakin banyak pembaca yang mengonsumsi konten Post secara digital. Post akan terus melayani mereka yang bepergian melalui Metro dengan produk-produk digital, termasuk ponselnya situs, aplikasi, buletin, dan podcast," ujar manajemen The Post.
Bezos mengambil alih Washington post pada 2013. Ia membeli media ini dengan harga US$ 250 juta.
(sef/sef) Next Article Orang Terkaya di Planet Bumi Ini Jual Saham Amazon Rp 43 T
Most Popular