Achtung! Benarkah Jerman Rawan Resesi?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 September 2019 10:27
Namun Masih Ada Harapan
Kanselir Jerman Angela Merkel (REUTERS/Fabrizio Bensch)
Data ketiga semakin menegaskan bahwa permintaan di Jerman masih lemah. Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) di Jerman pada Agustus berada di 92, turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 95.

IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang batas. Kalau di atas 100 berarti konsumen optimistis memandang perekonomian dan siap meningkatkan konsumsi. Namun jika di bawah 100, artinya konsumen pesimistis sehingga mengurangi belanja.



IKK di Jerman sudah berada di bawah 100 sejak Mei dan semakin memburuk sampai Agustus. Ini menandakan rumah tangga semakin pesimistis, semakin ragu menghadapi tantangan ekonomi ke depan.

Namun di sisi lain, Jerman masih punya harapan untuk menghindari resesi. Indikator keempat, yaitu Purchasing Managers' Index (PMI) menunjukkan dunia usaha Jerman masih melakukan ekspansi.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Angka di atas 50 berarti dunia usaha masih optimistis dan ekspansif, sementara kalau di bawah 50 ya sebaliknya.

Pada Agustus, PMI jerman tercatat 51,7, membaik dibandingkan Juli yaitu 50,9. Angka Juli adalah yang terlemah setidaknya sejak 2016, tetapi itu pun masih di atas 50.



Artinya, dunia usaha di Jerman masih lumayan pede menghadapi masa depan. Ekspansi masih terus terjadi sehingga diharapkan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi tetap positif.

Kesimpulannya, perlambatan ekonomi Jerman memang terjadi bahkan sejak tahun lalu. Konsumen di sana juga tidak percaya diri menghadapi tantangan ekonomi yang begitu berat.

Akan tetapi, pengusaha di Jerman sepertinya masih menyimpan optimisme. Semoga energi mereka cukup besar untuk menopang ekonomi Jerman agak tidak jatuh ke jurang resesi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular