
Utang Segera Kelar, TPPI Bakal Jadi Subholding Pertamina?
Efrem Limsan Siregar, CNBC Indonesia
12 September 2019 21:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tinggal selangkah lagi akan menjadi pemilik saham terbesar PT Tuban Petrochemical Industries atau TubanPetro sebesar 95,9%. Langkah ini merupakan bagian restrukturisasi utang TubanPetro.
Baik pemerintah dan TubanPetro saat ini sedang menunggu terbitnya Peratutan Pemerintah (PP) mengenai konversi kepemilikan saham.
Lantas, dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) kelak, apakah akan ada perubahan struktur di TubanPetro?
Presiden Direktur PT Tuban Petrochemical Industries, Sukriyanto, mengatakan hal tersebut bisa saja terjadi. Namun, sebelum jauh ke sana, ia mengatakan bahwa 3 anak usaha PetroTuban sudah cukup mampu untuk menjalankan operasional produksi.
TubanPetro mempunyai 3 anak usaha di antaranya Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) sebagai produsen aromatik, Polytama Propindo sebagai produsen polypropilene, dan Petro Oxo Nusantara sebagai produsen 2-Ethyl Hexanol.
"Perubahan struktur bisa saja terjadi, tapi kalau melihat apa yang ada di TubanPetro group, 3 operating company di bawah, 1 holding company di atas, sebenarnya (produksi bahan kimia dasar) sudah ada di masing-masing anak usaha," kata Sukriyanto di Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Ia mengatakan, dari sisi supply chains, Pertamina dengan industri migas saat ini memang mampu menghasilkan beberapa produk bahan baku dari petrokimia. Karena itu, ia mengatakan adanya Pertamina akan memperbesar peluang ekspansi TubanPetro.
"Pertamina bisa jadi, TubanPetro sebagai subholding, jaringan operasi penjualan memanfaatkan 3 anak usaha, kemungkinan besarnya seperti itu, tinggal menambah besar saja," katanya.
Selain itu, Pertamina juga diunggulkan lewat kemampuan kapital. Namun, model struktur apapun yang diterapkan nantinya tergantung pada PP yang akan terbit.
"Dari sisi capital, kita tahu kapasitas Pertamina untuk raising fund, untuk kapital ini sangat besar, bisa di dua-duanya (sub-holding dan pembiayaan) tergantung apa yang terbaik untuk semua pihak," ucapnya.
Saat dikonfirmasi hubungannya dengan holding Migas, Sukriyanto mengatakan TubanPetro terpisah darinya. "Terpisah dengan holding migas, terpisah ngga ada hubungan," katanya.
(gus) Next Article Pemerintah Tambah Porsi Saham, Utang TPPI Sisa Rp 700 M
Baik pemerintah dan TubanPetro saat ini sedang menunggu terbitnya Peratutan Pemerintah (PP) mengenai konversi kepemilikan saham.
Lantas, dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) kelak, apakah akan ada perubahan struktur di TubanPetro?
TubanPetro mempunyai 3 anak usaha di antaranya Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) sebagai produsen aromatik, Polytama Propindo sebagai produsen polypropilene, dan Petro Oxo Nusantara sebagai produsen 2-Ethyl Hexanol.
"Perubahan struktur bisa saja terjadi, tapi kalau melihat apa yang ada di TubanPetro group, 3 operating company di bawah, 1 holding company di atas, sebenarnya (produksi bahan kimia dasar) sudah ada di masing-masing anak usaha," kata Sukriyanto di Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Ia mengatakan, dari sisi supply chains, Pertamina dengan industri migas saat ini memang mampu menghasilkan beberapa produk bahan baku dari petrokimia. Karena itu, ia mengatakan adanya Pertamina akan memperbesar peluang ekspansi TubanPetro.
"Pertamina bisa jadi, TubanPetro sebagai subholding, jaringan operasi penjualan memanfaatkan 3 anak usaha, kemungkinan besarnya seperti itu, tinggal menambah besar saja," katanya.
Selain itu, Pertamina juga diunggulkan lewat kemampuan kapital. Namun, model struktur apapun yang diterapkan nantinya tergantung pada PP yang akan terbit.
"Dari sisi capital, kita tahu kapasitas Pertamina untuk raising fund, untuk kapital ini sangat besar, bisa di dua-duanya (sub-holding dan pembiayaan) tergantung apa yang terbaik untuk semua pihak," ucapnya.
Saat dikonfirmasi hubungannya dengan holding Migas, Sukriyanto mengatakan TubanPetro terpisah darinya. "Terpisah dengan holding migas, terpisah ngga ada hubungan," katanya.
(gus) Next Article Pemerintah Tambah Porsi Saham, Utang TPPI Sisa Rp 700 M
Most Popular