Internasional
Stok Babi Kurang, Pemerintah China Janji Swasembada
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
12 September 2019 17:09

Jakarta, CNBC Indonesia - China akan berusaha untuk swasembada produksi daging babi, meskipun industri pertaniannya telah mengalami pukulan dahsyat setelah demam babi di Afrika memusnahkan sekitar sepertiga dari ternak babi.
Wakil Menteri Pertanian Yu Kangzhen mengatakan tidak realistis bagi China untuk menggantungkan harapan pada impor dalam memenuhi permintaan negara akan daging babi.
Tahun lalu, China mengonsumsi sekitar setengah dari daging babi dunia, tetapi lebih dari 95% bersumber dari pasokan domestik, yang tahun ini mendapat tekanan serius karena demam babi. Penyakit ini mematikan bagi babi, meskipun tidak untuk manusia, dan saat ini tidak ada obat atau vaksinnya.
"Bahkan pada tingkat tertinggi, impor menyumbang sekitar 2% dari produksi dalam negeri China," kata Yu Kangzhen pada konferensi pers di Beijing. "Jadi dari statistik saja, kita dapat melihat bahwa kita harus mematuhi prinsip swasembada jika kita ingin memenuhi permintaan kita akan daging, dan ini juga menjelaskan mengapa kita telah mengedepankan target swasembada 95%." Seperti dilansir dari South China Morning Post, Kamis (12/09/2019).
Menurut Yu Kangzhen, total perdagangan global daging babi tahun lalu adalah 8 juta ton, kurang dari 15% dari total produksi China sebesar 54 juta ton.
Peng Shaozong, seorang pejabat dari departemen harga National Development and Reform Commission (NDRC), menyatakan keyakinannya bahwa pemasok asing akan tertarik untuk mengisi celah di pasar China.
"Impor dipandu oleh pasar. Jika ada uang yang dihasilkan (dalam penjualan ke China), mereka pasti akan datang," kata Peng Shaozong di sela-sela konferensi pers.
Pan Chenjun, dari bank agribisnis Rabobank, mengatakan produksi daging babi China diperkirakan akan terus turun di tahun mendatang, memberikan tekanan pada industri daging babi negara itu senilai US $ 140 miliar (Rp 1.960 triliun). Menurut angka pemerintah, pada Juli, populasi babi China telah turun 32,2% dari tahun sebelumnya, dan turun 9,4% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Namun, Pan Chenjun mengatakan target swasembada pemerintah sebesar 95% sesuai dengan realitas pasar.
"Bagaimanapun juga, tujuan 95% (swasembada) masuk akal, karena ukuran pasar daging babi China terlalu besar, dan impor, meskipun naik tahun ini, masih mewakili hanya sebagian kecil," kata Pan Shaozong.
BERSAMBUNG KE HAL 2
Wakil Menteri Pertanian Yu Kangzhen mengatakan tidak realistis bagi China untuk menggantungkan harapan pada impor dalam memenuhi permintaan negara akan daging babi.
Tahun lalu, China mengonsumsi sekitar setengah dari daging babi dunia, tetapi lebih dari 95% bersumber dari pasokan domestik, yang tahun ini mendapat tekanan serius karena demam babi. Penyakit ini mematikan bagi babi, meskipun tidak untuk manusia, dan saat ini tidak ada obat atau vaksinnya.
"Bahkan pada tingkat tertinggi, impor menyumbang sekitar 2% dari produksi dalam negeri China," kata Yu Kangzhen pada konferensi pers di Beijing. "Jadi dari statistik saja, kita dapat melihat bahwa kita harus mematuhi prinsip swasembada jika kita ingin memenuhi permintaan kita akan daging, dan ini juga menjelaskan mengapa kita telah mengedepankan target swasembada 95%." Seperti dilansir dari South China Morning Post, Kamis (12/09/2019).
Menurut Yu Kangzhen, total perdagangan global daging babi tahun lalu adalah 8 juta ton, kurang dari 15% dari total produksi China sebesar 54 juta ton.
Peng Shaozong, seorang pejabat dari departemen harga National Development and Reform Commission (NDRC), menyatakan keyakinannya bahwa pemasok asing akan tertarik untuk mengisi celah di pasar China.
"Impor dipandu oleh pasar. Jika ada uang yang dihasilkan (dalam penjualan ke China), mereka pasti akan datang," kata Peng Shaozong di sela-sela konferensi pers.
Pan Chenjun, dari bank agribisnis Rabobank, mengatakan produksi daging babi China diperkirakan akan terus turun di tahun mendatang, memberikan tekanan pada industri daging babi negara itu senilai US $ 140 miliar (Rp 1.960 triliun). Menurut angka pemerintah, pada Juli, populasi babi China telah turun 32,2% dari tahun sebelumnya, dan turun 9,4% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Namun, Pan Chenjun mengatakan target swasembada pemerintah sebesar 95% sesuai dengan realitas pasar.
"Bagaimanapun juga, tujuan 95% (swasembada) masuk akal, karena ukuran pasar daging babi China terlalu besar, dan impor, meskipun naik tahun ini, masih mewakili hanya sebagian kecil," kata Pan Shaozong.
BERSAMBUNG KE HAL 2
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular