
Internasional
Terancam Resesi, Argentina Kontrol Lagi Mata Uang
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
12 September 2019 13:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Argentina pada Rabu malam (11/9/2019) mengumumkan kontrol mata uang lebih lanjut.
Hal tersebut dilakukan dalam upaya menjinakkan spekulasi dan membendung krisis utang yang berputar di ekonomi ketiga terbesar di Amerika Latin itu.
Sebagaimana dilansir Reuters, langkah ini mengharuskan siapa pun yang akan membeli mata uang asing agar menyampaikan sumpah. Mereka harus berjanji menunggu setidaknya lima hari sebelum menggunakannya untuk membeli obligasi.
Ini menggantikan peraturan sebelumnya, di mana pembeli dapat menggunakan mata uang asing untuk membeli obligasi dan kemudian segera menjualnya dengan nilai tukar yang lebih menguntungkan. Langkah itu biasanya dapat menghasilkan keuntungan cepat 5 hingga 7%, kata para pedagang.
Kebijakan kontrol ini merupakan kebijakan lanjutan dari langkah pemerintah akhir Agustus lalu. Pemerintah Argentina sebelumnya memberikan otorisasi bank sentral untuk melakukan kontrol mata uang.
Kebijakan proteksionisme ini diambil Presiden Mauricio Macri sebagaimana dilakukan pendahulunya Cristina Fernandez de Kirchner.
Langkah awal yang dilakukan adalah membatasi pembelian dolar. Perusahaan pun wajib meminta izin dari bank sentral dalam mengakses pasar valuta asing untuk membeli mata uang asing dan melakukan transfer ke luar negeri.
Keputusan Mauricio Macri untuk menerapkan kontrol ini datang setelah hasil buruk pada perpolitikan Argentina 11 Agustus lalu. Di mana Macri kalah melawan pesaingnya Alberto Fernandez pada pemilu pendahuluan.
Hasil tersebut mengantarkan kekacauan di ekonomi Argentina. Baik obligasi, saham, dan mata uang peso anjlok.
Sebenarnya pemilu di argentina baru akan dilakukan Oktober mendatang. Namun kemenangan awal Fernandez membuat semua orang khawatir.
Pasalnya Fernandez dikenal sebagai tokoh sosialis. Sementara Macri lebih pro bisnis. 

(sef/sef) Next Article Waduh, Ancaman Resesi Bikin Kondom Tak Laku di Argentina
Hal tersebut dilakukan dalam upaya menjinakkan spekulasi dan membendung krisis utang yang berputar di ekonomi ketiga terbesar di Amerika Latin itu.
Sebagaimana dilansir Reuters, langkah ini mengharuskan siapa pun yang akan membeli mata uang asing agar menyampaikan sumpah. Mereka harus berjanji menunggu setidaknya lima hari sebelum menggunakannya untuk membeli obligasi.
Ini menggantikan peraturan sebelumnya, di mana pembeli dapat menggunakan mata uang asing untuk membeli obligasi dan kemudian segera menjualnya dengan nilai tukar yang lebih menguntungkan. Langkah itu biasanya dapat menghasilkan keuntungan cepat 5 hingga 7%, kata para pedagang.
Kebijakan kontrol ini merupakan kebijakan lanjutan dari langkah pemerintah akhir Agustus lalu. Pemerintah Argentina sebelumnya memberikan otorisasi bank sentral untuk melakukan kontrol mata uang.
Kebijakan proteksionisme ini diambil Presiden Mauricio Macri sebagaimana dilakukan pendahulunya Cristina Fernandez de Kirchner.
Langkah awal yang dilakukan adalah membatasi pembelian dolar. Perusahaan pun wajib meminta izin dari bank sentral dalam mengakses pasar valuta asing untuk membeli mata uang asing dan melakukan transfer ke luar negeri.
Keputusan Mauricio Macri untuk menerapkan kontrol ini datang setelah hasil buruk pada perpolitikan Argentina 11 Agustus lalu. Di mana Macri kalah melawan pesaingnya Alberto Fernandez pada pemilu pendahuluan.
Hasil tersebut mengantarkan kekacauan di ekonomi Argentina. Baik obligasi, saham, dan mata uang peso anjlok.
Sebenarnya pemilu di argentina baru akan dilakukan Oktober mendatang. Namun kemenangan awal Fernandez membuat semua orang khawatir.
Pasalnya Fernandez dikenal sebagai tokoh sosialis. Sementara Macri lebih pro bisnis. 

(sef/sef) Next Article Waduh, Ancaman Resesi Bikin Kondom Tak Laku di Argentina
Most Popular