
Kompak dengan Luhut! Sri Mulyani Pede RI Jadi Top 5 Ekonomi
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
12 September 2019 13:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis Indonesia bisa masuk ke dalam lima besar negara ekonomi terbaik di dunia.
Pasalnya, lanjut dia, Indonesia pada 2045 jumlah populasi Indonesia akan meningkat menjadi 319 juta jiwa, dengan usia produktif sebesar 47%, kelas menengah mencapai 70%, dan sebanyak 73% kaum urban yang tinggal di kota.
Dengan demikian, kata dia, pendapatan per kapita di Indonesia pada 2045 bisa mencapai US$23.199 per kapita.
"Indonesia bisa masuk sebagai negara lima besar ekonomi terbesar," ujar Sri Mulyani saat menjadi pembicara dalam peluncuran buku Indonesia Menuju 5 Besar Dunia di Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Untuk mencapai itu semua, lanjut dia, ada beberapa prasyarat yang harus diperbaiki dan dikembangkan oleh Indonesia.
Prasyarat itu diantaranya, dari sisi infrastruktur, kualitas SDM, teknologi, birokrasi pemerintah. Juga pengelolaan tata ruang wilayah yang harus diperbaiki dan pengelolaan APBN yang harus sehat.
"Perlu langkah antisipatif dan responsif untuk akselerasi daya saing, melalui inovasi dan penguatan kualitas sumber daya manusia," tuturnya.
Sri memandang reformasi fiskal pada saat bonus demografi yang terjadi pada 2020-2030 bisa dijadikan exit strategy untuk keluar dari middle income trap (MIT).
Penguatan fondasi bisa dimulai dari penguatan daya saing. Beberapa yang harus dilakukan, kata dia yakni reformasi perpajakan dan reformasi PNBP, antara lain melalui pengelolaan aset negara.
Selain itu juga penguatan kualitas SDM dan proteksi sosial. Misalnya saja melalui penguatan bansos dan pemberdayaan melalui pelatihan vokasi.
Pondasi lain yang harus dikuatkan kata dia yakni pembangunan infrastruktur untuk mendukung transformasi industri dan reformasi birokrasi selaras dengan kemajuan zaman.
Dengan pondasi yang kuat itu, maka pada akhirnya kata Sri Mulyani pada rentang waktu 2036-2045, Indonesia bisa menjadi negara yang berdaulat, maju, adil, dan makmur.
"Fondasi ekonomi kuat, kesejahteraan mapan, keadilan sosial, stabilitas keamanan, politik, ekonomi. Serta kemandirian ekonomi, baik dari investasi, konsumsi kelas menengah tinggi, ekspor tinggi, dan APBN Sehat," ujarnya.
(dru) Next Article Sri Mulyani Buka-bukaan Kondisi Ekonomi Q2, Bisa Lebih Parah!
Pasalnya, lanjut dia, Indonesia pada 2045 jumlah populasi Indonesia akan meningkat menjadi 319 juta jiwa, dengan usia produktif sebesar 47%, kelas menengah mencapai 70%, dan sebanyak 73% kaum urban yang tinggal di kota.
Dengan demikian, kata dia, pendapatan per kapita di Indonesia pada 2045 bisa mencapai US$23.199 per kapita.
Untuk mencapai itu semua, lanjut dia, ada beberapa prasyarat yang harus diperbaiki dan dikembangkan oleh Indonesia.
Prasyarat itu diantaranya, dari sisi infrastruktur, kualitas SDM, teknologi, birokrasi pemerintah. Juga pengelolaan tata ruang wilayah yang harus diperbaiki dan pengelolaan APBN yang harus sehat.
"Perlu langkah antisipatif dan responsif untuk akselerasi daya saing, melalui inovasi dan penguatan kualitas sumber daya manusia," tuturnya.
Sri memandang reformasi fiskal pada saat bonus demografi yang terjadi pada 2020-2030 bisa dijadikan exit strategy untuk keluar dari middle income trap (MIT).
Penguatan fondasi bisa dimulai dari penguatan daya saing. Beberapa yang harus dilakukan, kata dia yakni reformasi perpajakan dan reformasi PNBP, antara lain melalui pengelolaan aset negara.
Selain itu juga penguatan kualitas SDM dan proteksi sosial. Misalnya saja melalui penguatan bansos dan pemberdayaan melalui pelatihan vokasi.
Pondasi lain yang harus dikuatkan kata dia yakni pembangunan infrastruktur untuk mendukung transformasi industri dan reformasi birokrasi selaras dengan kemajuan zaman.
Dengan pondasi yang kuat itu, maka pada akhirnya kata Sri Mulyani pada rentang waktu 2036-2045, Indonesia bisa menjadi negara yang berdaulat, maju, adil, dan makmur.
"Fondasi ekonomi kuat, kesejahteraan mapan, keadilan sosial, stabilitas keamanan, politik, ekonomi. Serta kemandirian ekonomi, baik dari investasi, konsumsi kelas menengah tinggi, ekspor tinggi, dan APBN Sehat," ujarnya.
(dru) Next Article Sri Mulyani Buka-bukaan Kondisi Ekonomi Q2, Bisa Lebih Parah!
Most Popular