Ramalan Sri Mulyani Berubah Lagi, PDB 2020 Kontraksi -1,1%

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
01 September 2020 16:09
Menteri Keuangan Sri Mulyani di Komisi XI DPR RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani di Komisi XI DPR RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020. Dari yang tadinya diperkirakan -0,4% sampai 2,3%, direvisi menjadi -1,1% hingga 0,2%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada 2020 diprediksi dan trjadi adanya perubahan dari forecast pemerintah. Seperti diketahui, pada Maret-April, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kisaran -0,4% hingga 2,3%.

Kemudian melihat data yang ada pada Juli-Agustus, pemerintah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi -1,1% hingga 0,2%.

"Berdasarkan data hingga bulan Juli dan Agustus kami perkirakan pertumbuhan ekonomi 2020 akan lebih rendah dari perkiraan bulan Maret-April yang lalu. yaitu untuk tahun 2020 ini kami perkirakan pertumbuhan ada di range -1,1% hingga 0,2%. Jadi hanya mendekati 0%," ujar Sri Mulyani dalam rapat dengan Banggar DPR, Selasa (1/9/2020).

Menteri Keuangan Sri Mulyani di Komisi XI DPR RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani di Komisi XI DPR RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)



Lebih lanjut, Sri Mulyani juga menjelaskan berbagai proyeksi pertumbuhan ekonomi dari berbagai lembaga internasional.

ADB memproyeksikan perekonomian Indonesia pada 2020 tadinya yang pertumbuhan ekonominya tumbuh positif 2,5% dan merevisi menjadi -1%. .

IMF pada bulan April-Maret lalu memperkirakan ekonomi Indonesia tahun 2020 tumbuh 0,5% maka pada proyeksi terakhir revisi Juni adalah, Indonesia hanya tumbuh -0,3%. Ada juga Bank Dunia atau World Bank yang tadinya memperkirakan antara -3,5% hingga positif 2,1% pada 2020, direvisi menjadi 0%.

OECD yangg tadinya memperkirakan perekonomian Indonesia tahun ini tumbuh 4,8%, direvisi proyeksinya menjadi -3,9% hingga -28%.

"Ini yang menggambarkan keseluruhan proyeksi ekonomi dari semua lembaga dan forecastnya sangat-sangat belum stabil karena tergantung asumsi skenario mengenai pandemi dan normalisasi kegiatan ekonomi di semua negara," jelas Sri Mulyani.

Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu juga sudah mengatakan hal serupa. Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi diantara -1,1% hingga 0,2% karena melihat penanganan covid-19, bukan hanya di Indonesia tapi juga negara lain belum tertangani dengan baik.

Febrio memproyeksikan perekonomian seluruh dunia akan mengalami minus 3% pada tahun 2020. Seluruh dunia 90% sampai 95% lebih akan terkontaksi ekonominya.

Artinya, seluruh dunia, menurut Febrio tidak ada yang tidak terkontraksi pada tahun 2020. Indonesia pun kata dia berpeluang pertumbuhan ekonominya akan berada pada kisaran -1,1% hingga 0,2%.

Pun apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai -1,1%, menurut Febrio itu merupakan sebuah prestasi. Dia menekankan, kondisi itu tidak terlepas dari perkembangan wabah Covid-19 yang belum menunjukkan pembaikan. Data penyebaran wabah masih terus naik sehingga aktivitas ekonomi belum juga bisa pulih.

"Kita kalau bisa minus 1,1%, itu prestasi sekali di 2020 dalam konteks global sekarang," katanya.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Buka-bukaan Kondisi Ekonomi Q2, Bisa Lebih Parah!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular