
Cerita Pengusaha: Zaman Soeharto Investor Dijemput!
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
11 September 2019 11:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Capaian Vietnam yang mampu menyalip Indonesia dalam urusan menarik investasi dari relokasi pabrik-pabrik China menjadi perhatian serius pemerintahan Presiden Jokowi. Kalangan pengusaha menilai ada penurunan sikap pemerintah dalam memperlakukan calon investor.
Ketua Komite bidang Kerjasama Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam Kadin Indonesia Juan Gondokusumo punya cerita soal merasakan menyelami dunia bisnis pada masa Orde Baru. Pada periode Orde Baru memang lahir UU tentang penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing pada kurun waktu 1967-1968.
Ia bercerita, penguasa Orde Baru kala itu, Soeharto cukup agresif menjemput bola untuk menarik investasi. Pada masa awal Orde Baru memang Soeharto fokus pada stabilisasi ekonomi. Pada akhir 1960-an hingga awal 1970-an, investor Jepang termasuk otomotif ditarik besar-besaran.
"Zamannya Pak Harto begitu minatnya meng-encourage investor asing, untuk memanggil, mengundang perusahaan Jepang begitu besar Pak Harto mengirim orang kepercayaannya, bukan nunggu saja tapi menjemput bola. Semua datang ke sini dengan begitu besarnya," kata Juan kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (10/9).
Juan punya pengalaman saat masa menteri urusan investasi (kini BKPM) dipegang oleh Suhartoyo. Ia belajar bahwa pemerintah harus mendengar masukan investor dan melayani. Ini yang juga diterapkan oleh Vietnam, dengan memberikan layanan memanjakan calon investor.
"Ada orang yang datang ke rumahnya (Suhartoyo) terkait BKPM, ternyata begitu BKPM mengeluarkan izin langsung bankable, ternyata yang mengajukan proposal ke BKPM harus bankable. Jadi dia mendengarkan keluhan pengusaha," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Not Bad! Realisasi Investasi 2019 Tumbuh Double Digit 12%
Ketua Komite bidang Kerjasama Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam Kadin Indonesia Juan Gondokusumo punya cerita soal merasakan menyelami dunia bisnis pada masa Orde Baru. Pada periode Orde Baru memang lahir UU tentang penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing pada kurun waktu 1967-1968.
"Zamannya Pak Harto begitu minatnya meng-encourage investor asing, untuk memanggil, mengundang perusahaan Jepang begitu besar Pak Harto mengirim orang kepercayaannya, bukan nunggu saja tapi menjemput bola. Semua datang ke sini dengan begitu besarnya," kata Juan kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (10/9).
Juan punya pengalaman saat masa menteri urusan investasi (kini BKPM) dipegang oleh Suhartoyo. Ia belajar bahwa pemerintah harus mendengar masukan investor dan melayani. Ini yang juga diterapkan oleh Vietnam, dengan memberikan layanan memanjakan calon investor.
"Ada orang yang datang ke rumahnya (Suhartoyo) terkait BKPM, ternyata begitu BKPM mengeluarkan izin langsung bankable, ternyata yang mengajukan proposal ke BKPM harus bankable. Jadi dia mendengarkan keluhan pengusaha," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Not Bad! Realisasi Investasi 2019 Tumbuh Double Digit 12%
Most Popular