Risiko Resesi Hantui Indonesia, JK: Kita Masih Lebih Baik!
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
10 September 2019 14:23
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah negara maju maupun berkembang tengah dihantui 'setan' bernama resesi seiring dengan perlambatan ekonomi dunia.
Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tumbuh 2,6% melambat dibandingkan proyeksi sebelumnya yakni 2,9%. Satu persatu, pertumbuhan ekonomi negara pun bertumbangan.
Jepang dan Inggris menjadi contoh nyata yang sudah mengalami kontraksi ekonomi. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi keduanya mengalami kontraksi dalam dua kuartal berturut-turut.
Lantas, bagaimana dengan Indonesia?
Bak petir di siang bolong, kemarin Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan mencapai 5% pada 2020. Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2020 kemungkinan tumbuh 4,9% dan terus melambat menjadi 4,6% pada 2022.
Wakil Presiden Jusuf Kalla pun angkat bicara mengenai risiko resesi yang menghantui Indonesia. Menurutnya, Indonesia masih jauh lebih baik ketimbang negara-negara lain.
"Kita lihat. Kita masih lebih baik dari negara seperti Turki, Brasil, Singapura. Nantilah kita lihat," tegas JK.
Dalam kajian Bank Dunia yang berjudul Global Risk and Implication for Indonesia, Bank Dunia menyebut perlambatan ekonomi Indonesia disebabkan oleh rendahnya produktivitas dan penurunan pertumbuhan tenaga kerja.
Selain itu, perlambatan ekonomi global yang membuat harga komoditas anjlok membuat perekonomian Tanah Air kian tertekan.
"Jika pertumbuhan ekonomi China melambat 10 poin persentase, maka ekonomi Indonesia akan berkurang 0,3 poin persentase," jelas Bank Dunia
"Saat resesi global 2009, pertumbuhan ekonomi dunia turun 6,2 poin persentase dan ekonomi Indonesia berkurang 1,7 poin persentase."
(dru) Next Article Ajak Cucu, JK Bakal Mencoblos di Brawijaya
Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tumbuh 2,6% melambat dibandingkan proyeksi sebelumnya yakni 2,9%. Satu persatu, pertumbuhan ekonomi negara pun bertumbangan.
Jepang dan Inggris menjadi contoh nyata yang sudah mengalami kontraksi ekonomi. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi keduanya mengalami kontraksi dalam dua kuartal berturut-turut.
 Foto: Foto/Jk dan Rudiantara/CNBC Indonesia/ Thea Fathanah Arbar |
Bak petir di siang bolong, kemarin Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan mencapai 5% pada 2020. Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2020 kemungkinan tumbuh 4,9% dan terus melambat menjadi 4,6% pada 2022.
Wakil Presiden Jusuf Kalla pun angkat bicara mengenai risiko resesi yang menghantui Indonesia. Menurutnya, Indonesia masih jauh lebih baik ketimbang negara-negara lain.
"Kita lihat. Kita masih lebih baik dari negara seperti Turki, Brasil, Singapura. Nantilah kita lihat," tegas JK.
Dalam kajian Bank Dunia yang berjudul Global Risk and Implication for Indonesia, Bank Dunia menyebut perlambatan ekonomi Indonesia disebabkan oleh rendahnya produktivitas dan penurunan pertumbuhan tenaga kerja.
Selain itu, perlambatan ekonomi global yang membuat harga komoditas anjlok membuat perekonomian Tanah Air kian tertekan.
"Jika pertumbuhan ekonomi China melambat 10 poin persentase, maka ekonomi Indonesia akan berkurang 0,3 poin persentase," jelas Bank Dunia
"Saat resesi global 2009, pertumbuhan ekonomi dunia turun 6,2 poin persentase dan ekonomi Indonesia berkurang 1,7 poin persentase."
(dru) Next Article Ajak Cucu, JK Bakal Mencoblos di Brawijaya
Most Popular