
Selain Saikawa, Ini Dia 5 Besar Skandal Para CEO Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Skandal korporasi bisa berdampak pada citra publik atas sebuah perusahaan. Terkadang, CEO perusahaan tersebut malah menjadi pusat dari skandal yang terjadi.
Skandal gaji CEO Nissan Motor Co Ltd (NML) Hiroto Saikawa misalnya. Ia terbukti bersalah pada perusahaan karena menerima gaji terlalu tinggi dengan memalsukan dokumen kompensasi terkait bonus.
Akibatnya, ia resmi mengundurkan diri dari Nissan Motor. Pengunduran resminya akan efektif 16 September nanti. Namun kasus yang melanda perusahaan pembuat mobil terbesar kedua ini, bukan kasus pertama, yang melibatkan CEO perusahaan global itu.
Selain Saikawa, sejumlah skandal juga terjadi di perusahaan lain. Berikut 5 besar skandal para CEO yang dihimpun CNBC Indonesia berdasarkan lama Europeanceo, Selasa (10/9/2019).
Ion Musk, Tesla
Pada Agustus 2018, Musk menggunakan Twitter untuk membeberkan bahwa Tesla memiliki dukungan kuat dari investor untuk melakukan perdagangan saham dengan nilai US$ 420 per saham. Namun sayangnya, apa yang ia lakukan membawa kemarahan Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC).
SEC mengatakan cuitan Musk menyesatkan. Bahkan SEC mengatakan tweet Musk merupakan "gangguan pasar yang signifikan".
Musk dan Tesla akhirnya didenda US$ 40 juta. Untuk menyelesaikan masalah ini, Musk juga setuju mengundurkan diri sebagai pemimpin perusahaan dan menunjuk pengacara internal untuk memeriksa Twitternya.
Meski berniat mundur, tapi Musk tidak benar-benar mundur. Pada Februari 2019 Musk berurusan lagi dengan SEC karena cuitannya terkait tambahan produksi 500 ribu mobil pada perusahaan tersebut.
SEC menilai dirinya melanggar ketentuan dan meminta hakim menahan CEO Tesla tersebut di pengadilan. Namun pada Maret, melalui pengacaranya, Musk menyangkal tuduhan tersebut.
Carlos Ghosn, Nissan
Skandal Saikawa bukan yang pertama kali terjadi di Nissan motor. CEO sebelumnya Carlos Ghosn juga terjerat kasus yang sama.
Meski dianggap penyelamat perusahaan dan berhasil menyatukan aliansi Renault-Nissan-Mitsubisi, lelaki kelahiran Brazil ini dipaksa keluar pada November 2018. Ia pun ditangkap di Jepang atas tuduhan pelanggaran keuangan.
Ghosn menghadapi tiga dakwaan terpisah. Dua dakwaan berkaitan dengan dugaan menyembunyikan sekitar US$ 80 juta (Rp 1,1 triliun) pendapatan dari dokumen resmi kepada pemegang saham.
Tuduhan ketiga yaitu, ia berusaha untuk mentransfer kerugian pribadinya kepada Nissan dan membayar kontrak di Saudi yang memberikan jaminan padanya menggunakan dana perusahaan.
BERSAMBUNG KE HAL 2