
Internasional
Awas, "Hantu" Resesi Gentayangi Negara Maju
Wangi Sinintya Mangkuto & Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
10 September 2019 06:59

Data menunjukkan, pesanan dari negara-negara non-Eropa anjlok hampir 7% pada bulan itu sementara permintaan dari negara-negara zona Eropa dan pemesanan domestik naik sedikit. Tanpa efek mendistorsi pesanan massal, pesanan industri naik 0,5% pada bulan Juli.
Pada kuartal pertama 2019, ekonomi Jerman tumbuh 2,8%. Namun di kuartal kedua, ekonomi Jerman hanya tumbuh 2,1%.
Jepang
Ekonomi Jepang pada kuartal II 2019 tumbuh lebih lambat dari yang diperkirakan. Perang dagang AS-China mempengaruhi pertumbuhan dan menggiring bank sentral Bank of Japan (BOJ) untuk memberikan stimulus pada pertemuan 19 September.
Data dari Kantor Kabinet Jepang menunjukkan bahwa ekonomi Jepang tumbuh 1,3% pada April-Juni, angka tersebut lebih lemah dari pembacaan target awal pemerintah sebesar 1,8%.
Ini juga melambat dibanding realisasi kuartal sebelumnya yang berada di 2,1%.
"Ada kemungkinan pertumbuhan akan negatif di kuartal nanti Oktober-Desember," kata Kepala Ekonom Totan research, Izuru Kato sebagaimana dilansir CNBC Indonesia dari Reuters.
"Jika khawatir dengan pertumbuhan yang negatif (di tahun-tahun mendatang), Bank Jepang akan memangkas suku bunga ke teritori negatif (lagi),".
Belanja modal hanya naik 0,2% dari kuartal sebelumnya. Jauh lebih rendah dari kenaikan sebesar 1,5% pada awal dan perkiraan median untuk kenaikan 0,7%.
Konsumsi swasta, yang menyumbang sekitar 60% dari produk domestik bruto (PDB), naik 0,6% dibandingkan tiga bulan sebelumnya, sesuai dengan target pembacaan awal.
Analis memperingatkan kemungkinan penurunan konsumsi domestik, setelah Jepang menaikkan pajak penjualan menjadi 10% seperti yang direncanakan bulan depan.
Kebijakan itu diprediksi akan mengancam ekonomi terutama bila tidak ada pendorong pertumbuhan, kecuali permintaan global meningkat.
BERSAMBUNG KE HAL 3 (sef/sef)
Pada kuartal pertama 2019, ekonomi Jerman tumbuh 2,8%. Namun di kuartal kedua, ekonomi Jerman hanya tumbuh 2,1%.
Jepang
Ekonomi Jepang pada kuartal II 2019 tumbuh lebih lambat dari yang diperkirakan. Perang dagang AS-China mempengaruhi pertumbuhan dan menggiring bank sentral Bank of Japan (BOJ) untuk memberikan stimulus pada pertemuan 19 September.
Ini juga melambat dibanding realisasi kuartal sebelumnya yang berada di 2,1%.
"Ada kemungkinan pertumbuhan akan negatif di kuartal nanti Oktober-Desember," kata Kepala Ekonom Totan research, Izuru Kato sebagaimana dilansir CNBC Indonesia dari Reuters.
"Jika khawatir dengan pertumbuhan yang negatif (di tahun-tahun mendatang), Bank Jepang akan memangkas suku bunga ke teritori negatif (lagi),".
Belanja modal hanya naik 0,2% dari kuartal sebelumnya. Jauh lebih rendah dari kenaikan sebesar 1,5% pada awal dan perkiraan median untuk kenaikan 0,7%.
Konsumsi swasta, yang menyumbang sekitar 60% dari produk domestik bruto (PDB), naik 0,6% dibandingkan tiga bulan sebelumnya, sesuai dengan target pembacaan awal.
Analis memperingatkan kemungkinan penurunan konsumsi domestik, setelah Jepang menaikkan pajak penjualan menjadi 10% seperti yang direncanakan bulan depan.
Kebijakan itu diprediksi akan mengancam ekonomi terutama bila tidak ada pendorong pertumbuhan, kecuali permintaan global meningkat.
BERSAMBUNG KE HAL 3 (sef/sef)
Next Page
Awas,
Pages
Most Popular