Ramai-ramai Pebisnis RI Terjun ke Dunia Politik, Ada Apa?

Redaksi, CNBC Indonesia
10 September 2019 06:19
Demokrasi di Indonesia dinilai sudah berjalan baik dalam hal perwakilan berbagai kelompok etnis dan agama.
Foto: Ari Saputra/Detik
Jakarta, CNBC Indonesia - Demokrasi di Indonesia dinilai sudah berjalan baik dalam hal perwakilan berbagai kelompok etnis dan agama. Namun, dari sisi kelas sosial, demokrasi masih belum representatif lantaran dominasi pelaku bisnis dan elite ekonomi yang menduduki posisi anggota parlemen, gubernur, hingga bupati.

Demikian disampaikan peneliti ilmu politik dari Universitas Leiden Ward Berenschot dalam siaran pers yang diterima CNBC Indonesia Senin (9/9/2019). Ia lantas mencontohkan beberapa contoh terkait dominasi pelaku bisnis dan elite ekonomi dalam demokrasi Indonesia.


"Kita semua tahu banyak contoh elite politik yang juga elite ekonomi di tingkat nasional: Sandiago Uno, Erick Thohir, Jusuf Kalla, Hary Tanoesoedibjo, Surya Paloh. Sekarang sangat mudah untuk pelaku bisnis masuk dunia politik. Di tingkat lokal, polanya hampir sama," ujar Berenschot.

Mengutip buku 'Democracy for Sale', Berenschot memaparkan data dari Pilkada Serentak 2015. Data itu berisi latar belakang dari 695 kandidat kepala daerah dari 223 provinsi/kabupaten/kota yang menggelar perhelatan pesta demokrasi tersebut.

Dari jumlah itu, sebanyak 25,2% atau 175 kandidat merupakan pebisnis. Sedangkan pegawai negeri sipil (termasuk pensiunan PNS) berada di urutan teratas dengan raihan 26,8% atau 186 kandidat.

Ramai-ramai Pebisnis RI Terjun ke Dunia Politik, Ada Apa?Foto: ward berenschot (KITLV)


Menurut Berenschot, dua jenis elite lokal cenderung mendominasi politik lokal, yaitu elite birokrasi (orang-orang dengan posisi tinggi dalam pemerintahan lokal) dan elite ekonomi. Munculnya kandidat dari kelompok lain (sebagai contoh petani maupun guru sekolah) pernah terjadi tetapi karang terjadi.

Yang bisa terjadi, kata Berenschot, kadang-kadang orang yang terpilih tidak terlalu kaya, tapi punya hubangan kuat dengan elite ekonomi. Sederhananya adalah secara pribadi mereka tidak kaya, tapi disokong anggota keluarga dengan kemampuan ekonomi tinggi.

"Anda pasti tahu contohnya. Salah satunya: Ridho Fikardo, mantan gubernur Lampung. Dia punya hubungan keluarga dengan komisaris Sugar Group Companies, yang mendanai kampanyenya," ujarnya.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/sef) Next Article Ada Pandemi, Kondisi Demokrasi di Indonesia Masih Tetap Baik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular