Laporan Q2 2019, Ekonomi Jepang Alami Pelemahan

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
09 September 2019 12:47
Ekonomi Jepang turun di kuartal II 2019 ini
Foto: REUTERS/Issei Kato
Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Jepang turun di kuartal II 2019 ini. Perang dagang AS-China mempengaruhi pertumbuhan dan menggiring bank sentral Bank of Japan (BOJ) untuk memberikan stimulus pada pertemuan 19 September.

Data dari Kantor Kabinet Jepang Senin (9/9/2019) menunjukkan bahwa ekonomi Jepang tumbuh 1,3% pada April-Juni, angka tersebut lebih lemah dari pembacaan target awal pemerintah sebesar 1,8%. Ini juga melambat dibanding realisasi kuartal sebelumnya yang berada di 2,1%.


"Ada kemungkinan pertumbuhan akan negatif di kuartal nanti Oktober-Desember," kata Kepala Ekonom Totan Research, Izuru Kato sebagaimana dilansir CNBC Indonesia dari Reuters.
"Jika khawatir dengan pertumbuhan yang negatif (di tahun-tahun mendatang), Bank Jepang akan memangkas suku bunga ke teritori negatif (lagi),".

Belanja modal hanya naik 0,2% dari kuartal sebelumnya. Jauh lebih rendah dari kenaikan sebesar 1,5% pada awal dan perkiraan median untuk kenaikan 0,7%.


Konsumsi swasta, yang menyumbang sekitar 60% dari produk domestik bruto (PDB), naik 0,6% dibandingkan tiga bulan sebelumnya sesuai dengan target pembacaan awal.

Analis memperingatkan kemungkinan penurunan konsumsi domestik, setelah Jepang menaikkan pajak penjualan menjadi 10% seperti yang direncanakan bulan depan. Kebijakan itu diprediksi akan mengancam ekonomi terutama bila tidak ada pendorong pertumbuhan, kecuali permintaan global meningkat.

Sementara itu, Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda membuka kemungkinan untuk memangkas suku bunga kembali. Ini dikatakannya akhir pekan lalu sebagai salah satu opsi pertumbuhan.

Spekulasi berkembang, bahwa BOJ dapat melonggarkan kebijakan pada awal bulan ini untuk mencegah yen melonjak. Ini bisa terjadi jika Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa mengungkap langkah-langkah pelonggaran baru.

"Ada beberapa hal yang bisa kami lakukan, seperti bauran berbagai kebijakan. Namun menurunkan suku bunga acuan lebih lanjut ke area negatif selalu menjadi pilihan. Kami tidak bisa menafikan kemungkinan bahwa kondisi akan memburuk, jadi harus selalu waspada terutama soal tensi dagang AS-China," katanya.

Sebelumnya, Jepang sudah menerapkan suku bunga negatif sejak 2016. Sudah lebih dari tiga tahun suku bunga acuan di negeri sakura itu berada di angka -0,1%.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Loyo Nobita! Jepang Kontraksi di Q3 2021, Jauh dari Perkiraan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular