
Efisiensi, Kontraktor Migas Bakal Dikelompokkan oleh SKK
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
04 September 2019 18:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) akan membuat sistem pengelompokan (cluster) untuk perusahaan migas atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) berdasarkan letak blok atau wilayah kerja yang tengah digarap perusahaan.
Tujuannya, untuk menciptakan efisiensi.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam gelaran the 43rd Indonesia Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition 2019, di Jakarta, Rabu (4/9/2019).
Lebih lanjut, Dwi bilang ke depannya akan ada clustering antara upsteam, midstream dan downstream untuk menciptakan efisiensi.
"Ke depan kami akan bangun clustering 6-7 cluster. Harus ada kerja sama, infrastrukturnya jangan sendiri-sendiri, open access mekanisme harus diimplementasikan," ujar Dwi.
Dengan begitu, nantinya, akan tercipta efisiensi dalam kegiatan produksi dan pencarian migas, karena ada penggunaan bersama infrastruktur penunjang oleh KKKS.
"Pengadaannya bersama, kan kalau beli sedikit lebih mahal, kalau beli banyak lebih murah. Ada kerja sama sinergi infrastruktur," imbuhnya.
Di sisi lain, lanjut Dwi, hal ini tentunya akan memberikan keuntungan baru bagi KKKS karena biaya produksi migas menjadi lebih rendah.
"Improve efisiensi karena kembali lagi pada portofolio investasi ke mana diarahkan investasinya, pasti diarahkan untuk menciptakan profitabilitas baru yang tercapai setelah melakukan efisiensi," pungkasnya.
(gus/gus) Next Article Tak Kuat, 14 Kontraktor Migas RI Minta Revisi Target Produksi
Tujuannya, untuk menciptakan efisiensi.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam gelaran the 43rd Indonesia Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition 2019, di Jakarta, Rabu (4/9/2019).
Lebih lanjut, Dwi bilang ke depannya akan ada clustering antara upsteam, midstream dan downstream untuk menciptakan efisiensi.
"Ke depan kami akan bangun clustering 6-7 cluster. Harus ada kerja sama, infrastrukturnya jangan sendiri-sendiri, open access mekanisme harus diimplementasikan," ujar Dwi.
Dengan begitu, nantinya, akan tercipta efisiensi dalam kegiatan produksi dan pencarian migas, karena ada penggunaan bersama infrastruktur penunjang oleh KKKS.
"Pengadaannya bersama, kan kalau beli sedikit lebih mahal, kalau beli banyak lebih murah. Ada kerja sama sinergi infrastruktur," imbuhnya.
Di sisi lain, lanjut Dwi, hal ini tentunya akan memberikan keuntungan baru bagi KKKS karena biaya produksi migas menjadi lebih rendah.
"Improve efisiensi karena kembali lagi pada portofolio investasi ke mana diarahkan investasinya, pasti diarahkan untuk menciptakan profitabilitas baru yang tercapai setelah melakukan efisiensi," pungkasnya.
(gus/gus) Next Article Tak Kuat, 14 Kontraktor Migas RI Minta Revisi Target Produksi
Most Popular