Internasional

Perang Dagang Tak Hanya Antara AS & China, Tapi AS & Lainnya

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
03 September 2019 12:23
Perang Dagang Tak Hanya Antara AS & China, Tapi AS & Lainnya
Foto: Presiden AS Donald Trump dtiba di Jepang untuk pertemuan G20 (REUTERS/Kevin Lamarque)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dua tahun terakhir, dunia dipenuhi pemberitaan terkait ketegangan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China. Bahkan perang dagang keduanya menjadi salah satu kontributor mengapa ekonomi dunia di 2019 mengalami perlambatan, dari sebelumnya 3,3% menjadi 3,2%

Drama ketegangan pun masih terus bergulir hingga sekarang. Yang terbaru, pada September baik AS maupun China sudah menaikkan tarif pada barang impor masing-masing.

Pemerintahan Donald Trump secara resmi memberlakukan tahap pertama kenaikan tarif 15% pada US$ 300 miliar barang asal China pada Minggu. Sementara China juga mulai memberlakukan tarif tambahan pada beberapa barang AS senilai US$75 miliar.


Namun sebenarnya, selama dua tahun Donald Trump berkuasa, perang dagang tidak hanya terjadi antara AS dan China saja. Ada beberapa negara lain yang juga sempat bersitegang dengan Trump karena perdagangan.

Berikut adalah negara negara yang pernah terkait perang perdagangan dengan Amerika Serikat.

Kanada

Industri baja dan aluminium Kanada adalah kontributor utama bagi perekonomian Kanada. Industri ini menyediakan pekerjaan bergaji tinggi dan input utama untuk industri besar lainnya, termasuk energi, manufaktur, konstruksi, dan pembuatan otomatis.

Industri baja dan aluminium Kanada dan AS terintegrasi penuh dan mendukung rantai pasokan kontinental yang memperkuat daya saing global ekonomi Amerika Utara. Kanada adalah pemasok baja dan aluminium tahan lama dan aman untuk industri pertahanan AS.

Pada 31 Mei 2018, AS memberlakukan tarif sebesar 25% untuk impor baja Kanada dan 10% untuk impor aluminium Kanada, yang saat itu mulai berlaku pada 1 Juni 2018.

Sebagai tanggapan atas tarif yang belum pernah terjadi sebelumnya, Kanada mengumumkan memberlakukan pajak tambahan dan pembatasan perdagangan serupa atas impor baja, aluminium, dan produk lain senilai US$ 16,6 miliar dari AS.

[Gambas:Video CNBC]



Uni Eropa

Tarif tinggi yang diberlakukan as pada baja dan aluminium Eropa juga membuat Uni Eropa bertindak. Bahkan negara-negara benua biru, di 22 Juni memberlakukan bea masuk sebesar 25% atas US$ 2,8 miliar barang dari AS.

Produk AS yang ditargetkan meliputi sepeda motor Harley-Davidson, bourbon, kacang tanah, blue jeans, baja dan aluminium.

Jepang

Jepang dan AS bersitegang karena AS meminta akses yang lebih besar ke pasar Jepang. Namun sayangnya AS enggan memberi potongan tarif pada barang-barang Jepang yang masuk ke AS, seperti mobil impor, suku cadang mobil, dan manufaktur.

Namun pada KTT G7, kedua negara sepertinya sudah sepakat. mengenai perdagangan kedua negara. Bahkan Jepang bersedia menerima pangan AS yang ditolak China.

Meksiko

Pemerintah Trump memberlakukan tarif impor baja dan aluminium dari Meksiko. Sebagai balasannya, Meksiko pun memberlakukan serangkaian tarif terhadap ekspor AS ke pasarnya senilai US$ 3 miliar.

Barang-barang itu termasuk produk makanan seperti daging babi, apel, kentang, bourbon serta berbagai jenis keju. Kenaikan tarif berkisar antara 15% dan 25%.

Turki

AS menerapkan menetapkan kenaikan tarif masing-masing 50% dan 20%, pada baja dan aluminium asal Turki. Alhasil Turki pun menaikkan tarif US$ 1,8 miliar atas barang AS, termasuk kendaraan bermotor, minuman beralkohol, beras, baja struktural, dan produk kecantikan.

AS lalu mengurangi separuh tarif yang ia kenakan pada barang baja dan aluminium Turki, menjadi 25% dan 10%. Turki pun berjanji menurunkan tarif yang ia kenakan karena perubahan kebijakan AS ini.

India

Kenaikan tarif ini diberlakukan India pada produk kacang-kacangan asal AS. Perang dagang ini berawal dari penolakan AS untuk membebaskan India dari tarif untuk baja dan aluminium yang tinggi.

India lalu mengeluarkan perintah untuk menaikkan pajak setinggi 120 persen atas sejumlah produk AS pada Juni tahun lalu. India merupakan pembeli almon AS terbesar, dengan total US$543 juta untuk lebih dari setengah ekspor almon AS pada tahun 2018.
(sef/sef) Next Article Belum Beres dengan China, AS Tabuh Perang Dagang ke Eropa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular