
Ekspor Nikel Disetop, Langkah Mulia yang Mengundang Tanya
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 September 2019 15:05

Kementerian ESDM mencatat kapasitas produksi smelter nikel pada tahun ini mencapai 319.222 ton nikel. Sementara kebutuhan dalam negeri masih sangat timpang, hanya sekitar 30.000 ton nikel.
Pasokan yang berlebih membuat harga nikel terancam turun. Akibatnya, investasi membangun smelter menjadi kurang menguntungkan.
Nikel yang sudah diolah memang boleh diekspor, tetapi ini juga tidak mudah. Saat ini, pengguna nikel terbesar adalah industri besi tahan karat alias stainless steel. Sekitar 70% produksi nikel dunia terserap di industri ini.
Mengutip data International Stainless Steel Forum, China adalah produsen stainless steel terbesar di dunia. Pada 2018, China menyumbang 52,6% dari pasokan stainless steel global.
"Permintaan stainless steel sepertinya tidak terlalu kuat tahun ini. China telah menerapkan bea masuk anti-dumping untuk impor stainless steel, sehingga produsen lain seperti Indonesia harus mencari pasar yang baru.
"Pasar akan lebih seimbang tahun ini, tidak ada lagi defisit yang terlalu dalam karena perang dagang membayangi pertumbuhan permintaan. Kami memperkirakan rata-rata harga nikel tahun ini di US$ 12.300/metrik ton," papar Andrew Mitchell, Analis Wood McKenzie.
Sebenarnya neraca nikel dunia masih defisit, sehingga membuka peluang kenaikan harga. Namun defisit tersebut diperkirakan menipis sehingga prospek kenaikan harga menjadi lebih terbatas.
Kajian dari Roskill, seperti dikutip dari Reuters, memperkirakan produksi nickel pig iron (NPI) tahun ini naik 200.000 ton. Ini membuat neraca nikel defisit 50.000 ton, turun dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu minus 150.000 ton.
Jadi untuk mengekspor juga sebenarnya sedang tidak mudah. Pasokan dunia sedang tinggi, yang membuat harga nikel kurang seksi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/gub)
Pasokan yang berlebih membuat harga nikel terancam turun. Akibatnya, investasi membangun smelter menjadi kurang menguntungkan.
Nikel yang sudah diolah memang boleh diekspor, tetapi ini juga tidak mudah. Saat ini, pengguna nikel terbesar adalah industri besi tahan karat alias stainless steel. Sekitar 70% produksi nikel dunia terserap di industri ini.
![]() |
"Permintaan stainless steel sepertinya tidak terlalu kuat tahun ini. China telah menerapkan bea masuk anti-dumping untuk impor stainless steel, sehingga produsen lain seperti Indonesia harus mencari pasar yang baru.
"Pasar akan lebih seimbang tahun ini, tidak ada lagi defisit yang terlalu dalam karena perang dagang membayangi pertumbuhan permintaan. Kami memperkirakan rata-rata harga nikel tahun ini di US$ 12.300/metrik ton," papar Andrew Mitchell, Analis Wood McKenzie.
Sebenarnya neraca nikel dunia masih defisit, sehingga membuka peluang kenaikan harga. Namun defisit tersebut diperkirakan menipis sehingga prospek kenaikan harga menjadi lebih terbatas.
Kajian dari Roskill, seperti dikutip dari Reuters, memperkirakan produksi nickel pig iron (NPI) tahun ini naik 200.000 ton. Ini membuat neraca nikel defisit 50.000 ton, turun dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu minus 150.000 ton.
Jadi untuk mengekspor juga sebenarnya sedang tidak mudah. Pasokan dunia sedang tinggi, yang membuat harga nikel kurang seksi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/gub)
Pages
Most Popular