
Internasional
No-Deal Brexit Kian Nyata, Internal Inggris Bergejolak
Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
02 September 2019 06:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk membekukan parlemen, guna menggolkan keinginannya akan keluarnya Inggris tanpa kesepakatan dengan Uni Eropa (no-deal Brexit), berbuntut panjang. Setelah demonstrasi menyebar di seluruh Inggris akhir pekan lalu, kini pimpinan partai oposisi, Partai Buruh, mengatakan akan melakukan apapun guna melawan Jonshon agar no-deal Brexit tidak terjadi.
"Rencananya kabinet bayangan akan mengadakan pertemuan untuk menghentikan 'bencana' no-deal Brexit, sebelum kembali dibukanya parlemen," kata pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn sebagaimana dilansir Reuters Senin (2/9/2019).
"Kami bekerja dengan pihak lain untuk melakukan segala yang diperlukan untuk menarik negara kami dari jurang,".
Ia menilai no-deal Brexit akan membawa pengaruh buruk pada Inggris. Menurutnya pembekuan parlemen hanya memberi ketidakpastian pada kondisi Inggris.
Berdasarkan dokumen pemerintah yang bocor dengan nama sandi "operasi yellohammer" Inggris akan menghadapi sejumlah kelangkaan bila no-deal Brexit terjadi. Mulai dari makanan, obat-obatan hingga bahan bakar.
Pendistribusian barang di sejumlah wilayah perbatasan akan terganggu. Bukan hanya yang berada di Irlandia tapi juga perbatasan Prancis.
Brexit juga membuat setidaknya hampir 100 perusahaan memindahkan kantornya dari Inggris ke negara Eropa lain seperti Belanda. Berdasarkan data Lembaga Investasi Asing Belanda (NFIA) terdapat 325 perusahaan lain yang kini tengah berfikir untuk pindah dari dari Inggris ke negara tersebut.
Inggris akan resmi meninggalkan Uni Eropa 31 Oktober mendatang. Sebelumnya, parlemen tengah berupaya menentang no-deal Brexit dengan pembuatan rancangan undang-undang baru.
Johnson berdalih jika itu dilakukan, justru kesepakatan baru dengan Eropa akan sulit dilakukan. Pembekuan parlemen membuat pembukaan operasional parlemen mundur menjadi 14 Oktober atau dua minggu sebelum jadwal Inggris resmi keluar dari Brexit.
Sementara itu, pada KTT G7 Agustus lalu, Presiden AS Donald Trump mengaku Amerika akan segera membuat kesepakatan dagang baru dengan Inggris. Bahkan Trump menilai Johnson adalah orang yang tepat untuk membawa Inggris keluar dari Uni Eropa.
"Dia tidak perlu saran. Dia adalah orang yang tepat untuk pekerjaan itu," kata Trump.
(sef/sef) Next Article No-Deal Brexit Panas, Ratu Inggris Setuju Bekukan Parlemen
"Rencananya kabinet bayangan akan mengadakan pertemuan untuk menghentikan 'bencana' no-deal Brexit, sebelum kembali dibukanya parlemen," kata pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn sebagaimana dilansir Reuters Senin (2/9/2019).
"Kami bekerja dengan pihak lain untuk melakukan segala yang diperlukan untuk menarik negara kami dari jurang,".
Ia menilai no-deal Brexit akan membawa pengaruh buruk pada Inggris. Menurutnya pembekuan parlemen hanya memberi ketidakpastian pada kondisi Inggris.
Berdasarkan dokumen pemerintah yang bocor dengan nama sandi "operasi yellohammer" Inggris akan menghadapi sejumlah kelangkaan bila no-deal Brexit terjadi. Mulai dari makanan, obat-obatan hingga bahan bakar.
Pendistribusian barang di sejumlah wilayah perbatasan akan terganggu. Bukan hanya yang berada di Irlandia tapi juga perbatasan Prancis.
Brexit juga membuat setidaknya hampir 100 perusahaan memindahkan kantornya dari Inggris ke negara Eropa lain seperti Belanda. Berdasarkan data Lembaga Investasi Asing Belanda (NFIA) terdapat 325 perusahaan lain yang kini tengah berfikir untuk pindah dari dari Inggris ke negara tersebut.
Inggris akan resmi meninggalkan Uni Eropa 31 Oktober mendatang. Sebelumnya, parlemen tengah berupaya menentang no-deal Brexit dengan pembuatan rancangan undang-undang baru.
Johnson berdalih jika itu dilakukan, justru kesepakatan baru dengan Eropa akan sulit dilakukan. Pembekuan parlemen membuat pembukaan operasional parlemen mundur menjadi 14 Oktober atau dua minggu sebelum jadwal Inggris resmi keluar dari Brexit.
Sementara itu, pada KTT G7 Agustus lalu, Presiden AS Donald Trump mengaku Amerika akan segera membuat kesepakatan dagang baru dengan Inggris. Bahkan Trump menilai Johnson adalah orang yang tepat untuk membawa Inggris keluar dari Uni Eropa.
"Dia tidak perlu saran. Dia adalah orang yang tepat untuk pekerjaan itu," kata Trump.
(sef/sef) Next Article No-Deal Brexit Panas, Ratu Inggris Setuju Bekukan Parlemen
Most Popular