
Internasional
Hong Kong Makin Membara Pasca Penangkapan Aktivis
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
31 August 2019 18:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Bentrokan kembali terjadi antara pendemo Hong Kong dengan pihak kepolisian pada Sabtu (31/8/19). Itu terjadi setelah puluhan ribu orang turun ke jalanan Hong Kong untuk melakukan demo meski telah ada larangan resmi yang dikeluarkan pemerintah.
Mengutip laporan The New York Times, helikopter pemerintah memantau dari ketinggian saat kejadian berlangsung. Dalam bentrokan itu petugas polisi anti huru hara menggunakan gas air mata, semprotan merica, dan meriam air untuk membubarkan pendemo yang berkerumun di luar kantor pemerintah dan markas besar badan legislatif Hong Kong. Beberapa pengunjuk rasa terlihat melemparkan bom bensin.
Hong Kong yang merupakan salah satu pusat perdagangan dan bisnis paling penting di dunia, telah dilanda demo selama tiga bulan terakhir. Demo anti pemerintah di Hong Kong dilakukan tiap akhir pekan sejak bulan Juni.
Demo kali ini juga bertepatan dengan lima tahun peringatan demo Umbrella Movement yang dilangsungkan pada 2014 silam. Hal ini dikabarkan turut memicu dilakukannya demo hari ini. Sebelumnya para pendemo dikabarkan ingin berpawai untuk mengingat momen tersebut. Namun, pihak kepolisian mengeluarkan larangan pada Jumat.
Dalam demo hari Sabtu ini, para pengunjuk rasa memadati lapangan sepak bola dan bola basket di taman bermain di Wan Chai, serta beberapa perhentian kereta bawah tanah.
Demo anti pemerintah ini awalnya dipicu oleh rencana pemerintah Hong Kong untuk memberlakukan Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi pelaku kriminal ke daratan China. Saat ini RUU itu telah ditangguhkan.
Sebelumnya pada Jumat, polisi telah menangkap setidaknya tiga aktivis terkemuka termasuk Joshua Wong, yang memimpin gerakan Umbrella Movement, dan Agnes Chow. Keduanya ditangkap atas tuduhan menggelar dan menghadiri perkumpulan ilegal terkait dengan demo 21 Juni di mana ribuan orang mengepung markas polisi.
Tiga anggota parlemen dari minoritas legislatif pro-demokrasi Hong Kong (Cheng Chung-tai, Au Nok-hin dan Jeremy Tam) juga ditangkap pada hari Jumat, dengan tuduhan terkait dengan partisipasi mereka dalam demo ini. Namun, Au dan Tam telah dibebaskan dengan jaminan pada hari Sabtu.
Demo yang berkepanjangan ini sendiri telah memberi dampak buru bagi Hong Kong. Wilayah yang masih menjadi bagian China ini mulai ditinggalkan turis hingga pelaku bisnis. Bahkan, sebuah laporan menyatakan bahwa demo yang berkepanjangan ini bisa membawa Hong Kong ke dalam krisis ekonomi.
(sef/sef) Next Article Demo Belum Reda, China Copot Pejabat Penting di Hong Kong
Mengutip laporan The New York Times, helikopter pemerintah memantau dari ketinggian saat kejadian berlangsung. Dalam bentrokan itu petugas polisi anti huru hara menggunakan gas air mata, semprotan merica, dan meriam air untuk membubarkan pendemo yang berkerumun di luar kantor pemerintah dan markas besar badan legislatif Hong Kong. Beberapa pengunjuk rasa terlihat melemparkan bom bensin.
Hong Kong yang merupakan salah satu pusat perdagangan dan bisnis paling penting di dunia, telah dilanda demo selama tiga bulan terakhir. Demo anti pemerintah di Hong Kong dilakukan tiap akhir pekan sejak bulan Juni.
Demo kali ini juga bertepatan dengan lima tahun peringatan demo Umbrella Movement yang dilangsungkan pada 2014 silam. Hal ini dikabarkan turut memicu dilakukannya demo hari ini. Sebelumnya para pendemo dikabarkan ingin berpawai untuk mengingat momen tersebut. Namun, pihak kepolisian mengeluarkan larangan pada Jumat.
Dalam demo hari Sabtu ini, para pengunjuk rasa memadati lapangan sepak bola dan bola basket di taman bermain di Wan Chai, serta beberapa perhentian kereta bawah tanah.
Demo anti pemerintah ini awalnya dipicu oleh rencana pemerintah Hong Kong untuk memberlakukan Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi pelaku kriminal ke daratan China. Saat ini RUU itu telah ditangguhkan.
Sebelumnya pada Jumat, polisi telah menangkap setidaknya tiga aktivis terkemuka termasuk Joshua Wong, yang memimpin gerakan Umbrella Movement, dan Agnes Chow. Keduanya ditangkap atas tuduhan menggelar dan menghadiri perkumpulan ilegal terkait dengan demo 21 Juni di mana ribuan orang mengepung markas polisi.
Tiga anggota parlemen dari minoritas legislatif pro-demokrasi Hong Kong (Cheng Chung-tai, Au Nok-hin dan Jeremy Tam) juga ditangkap pada hari Jumat, dengan tuduhan terkait dengan partisipasi mereka dalam demo ini. Namun, Au dan Tam telah dibebaskan dengan jaminan pada hari Sabtu.
Demo yang berkepanjangan ini sendiri telah memberi dampak buru bagi Hong Kong. Wilayah yang masih menjadi bagian China ini mulai ditinggalkan turis hingga pelaku bisnis. Bahkan, sebuah laporan menyatakan bahwa demo yang berkepanjangan ini bisa membawa Hong Kong ke dalam krisis ekonomi.
(sef/sef) Next Article Demo Belum Reda, China Copot Pejabat Penting di Hong Kong
Most Popular