
Internasional
KPR di Negara Ini Bunganya Negatif & Dapat Duit! Kok Bisa?
Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
31 August 2019 17:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Langkah Bank Indonesia (BI) menurunkan kembali suku bunga acuan BI 7-Day Reserve Reto Rate (7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) dinilai bakal berdampak positif pada sektor properti.
Penurunan suku bunga diprediksi akan memberikan penurunan pada tingkat suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR).
Tapi tahukah Anda, kalau dibelahan dunia lainnya, ada bank yang menawarkan KPR sangat rendah, 0% bahkan minus? Bahkan ada uang yang diberikan untuk si peminjam? Di Eropa hal ini memang terjadi.
Sebagaimana dilansir dari Business Insider, European Central Bank (ECB) menjaga suku bunga di level 0,00% lalu menurunkannya ke level 0,025%. Di 2014 ECB lalu menurunkannya lagi suku bunga ke level negatif untuk pertama kalinya, yakni -0,40%.
Suku bunga negatif ini, artinya pemberi pinjaman akan membayar individu atau lembaga bisnis yang meminjam uang dari mereka. Strategi ini akhirnya merangsang si pinjaman dan si pemberi pinjaman.
"Tujuannya tentu untuk memacu perekonomian dan meningkatkan inflasi dengan memberi insentif untuk memberi banyak pinjaman," kata Direktur Program dari Roland George di Stetson University di Florida, K.C. Ma. Ini membuat semaraknya investasi dan konsumen membelanjakan lebih banyak uang.
Meski tak tergabung dengan Uni Eropa dan bukan bagian dari ECB, pembeli KPR di Denmark juga kini menikmati bunga rendah. Bahkan, saat ini para pembeli menerima cek setiap bulan karena hipotek mereka memiliki suku bunga negatif.
Jyske Bank, misalnya, bank terbesar ketiga di Denmark ini menawarkan KPR dengan suku bunga 0,5%, bahkan fix alias tetap selama 10 tahun. Ekonom setempat mengatakan ini akan semakin membuka banyak peluang untuk masyarakat Denmark membeli rumah.
Bank lainnya, Nordea Bank bahkan menawarkan KPR dengan suku bunga 0% selama 20 tahun. Bank ini pun tengah menggodok kemungkinan memberlakukan suku bunga 0% sampai 30 tahun.
Seorang pengamat dari Denmark Lisa Nytoff Bergmann mengatakan ketidakpastian ekonomi menjadi penyebab bank-bank di Eropa melakukan ini. "Termasuk ketegangan antara AS-China, Brexit dan perlambatan ekonomi dunia dan khususnya Eropa," katanya.
Bank melakukan ini untuk meminimalisir kerugian akan kredit macet. Pasalnya, bank khawatir bila suku bunga terlalu tinggi akan banyak orang yang sulit membayar.
Namun sebagian pengamat menilai langkah ini juga memiliki konsekuensi negatif. Sebagaimana dilansir Euronews, suku bunga yang terlampau rendah bisa memukul profitabilitas bank dan mungkin memaksa bank mengambil lebih banyak risiko di pasar keuangan.
(sef/sef) Next Article Penjualan Rumah Ambles 25,6% Hingga Inggris Resmi Resesi
Penurunan suku bunga diprediksi akan memberikan penurunan pada tingkat suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR).
Tapi tahukah Anda, kalau dibelahan dunia lainnya, ada bank yang menawarkan KPR sangat rendah, 0% bahkan minus? Bahkan ada uang yang diberikan untuk si peminjam? Di Eropa hal ini memang terjadi.
Sebagaimana dilansir dari Business Insider, European Central Bank (ECB) menjaga suku bunga di level 0,00% lalu menurunkannya ke level 0,025%. Di 2014 ECB lalu menurunkannya lagi suku bunga ke level negatif untuk pertama kalinya, yakni -0,40%.
Suku bunga negatif ini, artinya pemberi pinjaman akan membayar individu atau lembaga bisnis yang meminjam uang dari mereka. Strategi ini akhirnya merangsang si pinjaman dan si pemberi pinjaman.
"Tujuannya tentu untuk memacu perekonomian dan meningkatkan inflasi dengan memberi insentif untuk memberi banyak pinjaman," kata Direktur Program dari Roland George di Stetson University di Florida, K.C. Ma. Ini membuat semaraknya investasi dan konsumen membelanjakan lebih banyak uang.
Meski tak tergabung dengan Uni Eropa dan bukan bagian dari ECB, pembeli KPR di Denmark juga kini menikmati bunga rendah. Bahkan, saat ini para pembeli menerima cek setiap bulan karena hipotek mereka memiliki suku bunga negatif.
Jyske Bank, misalnya, bank terbesar ketiga di Denmark ini menawarkan KPR dengan suku bunga 0,5%, bahkan fix alias tetap selama 10 tahun. Ekonom setempat mengatakan ini akan semakin membuka banyak peluang untuk masyarakat Denmark membeli rumah.
Bank lainnya, Nordea Bank bahkan menawarkan KPR dengan suku bunga 0% selama 20 tahun. Bank ini pun tengah menggodok kemungkinan memberlakukan suku bunga 0% sampai 30 tahun.
Seorang pengamat dari Denmark Lisa Nytoff Bergmann mengatakan ketidakpastian ekonomi menjadi penyebab bank-bank di Eropa melakukan ini. "Termasuk ketegangan antara AS-China, Brexit dan perlambatan ekonomi dunia dan khususnya Eropa," katanya.
Bank melakukan ini untuk meminimalisir kerugian akan kredit macet. Pasalnya, bank khawatir bila suku bunga terlalu tinggi akan banyak orang yang sulit membayar.
Namun sebagian pengamat menilai langkah ini juga memiliki konsekuensi negatif. Sebagaimana dilansir Euronews, suku bunga yang terlampau rendah bisa memukul profitabilitas bank dan mungkin memaksa bank mengambil lebih banyak risiko di pasar keuangan.
(sef/sef) Next Article Penjualan Rumah Ambles 25,6% Hingga Inggris Resmi Resesi
Most Popular