
Giro Wajib Minimum Bank 6% Masih Tinggi, BI Siap Turunkan?
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
29 August 2019 15:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Rasio giro wajib minimum (GWM) bank umum saat ini dipatok 6%. Sedangkan bank umum syariah 4,5%. Dengan GWM rata-rata tetap berada di rasio 3%.
DPR memandang rasio GWM tersebut masih cukup tinggi. Sehingga perbankan sulit ekspansi karena harus memenuhi kewajiban utamanya tersebut.
Bank Indonesia (BI) mengakui jika GWM tersebut memang cukup tinggi.
"Kami sependapat dengan itu. Sejak tahun ini seluruh instrumen kami mengarahkan untuk memberikan stimulus perekonomian untuk tingkatkan pertumbuhan ekonomi," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam pembahasan RAPBN 2020 di DPR, Jumat (29/8/2019).
Menurutnya, BI sudah menurunkan GWM sebelumnya dari 6,5% menjadi 6%. Sementara suku bunga masing-masing 25 bps.
"Dan kami masih buka ruang untuk berikan dukungan untuk jaga momentum pertumbuhan ekonomi. Suku bunga dan GWM akan kami takar sesuai dengan yang ada," tuturnya.
Lebih jauh dalam kesempatan yang sama, Perry bercerita saat ini aliran modal asing terus menyerbu Indonesia. Bahkan arus modal asing ini cukup kuat ketimbang triwuan IV-2018 lalu.
"Alhamdulillah tahun ini inflow masuk year to date Rp 177 triliun. Sebanyak Rp 67 triliun ke saham dan sisanya ke SBN."
(dru/dru) Next Article BI Meramal Ekonomi Global 2020 Minus 4,9%
DPR memandang rasio GWM tersebut masih cukup tinggi. Sehingga perbankan sulit ekspansi karena harus memenuhi kewajiban utamanya tersebut.
Bank Indonesia (BI) mengakui jika GWM tersebut memang cukup tinggi.
![]() |
Menurutnya, BI sudah menurunkan GWM sebelumnya dari 6,5% menjadi 6%. Sementara suku bunga masing-masing 25 bps.
"Dan kami masih buka ruang untuk berikan dukungan untuk jaga momentum pertumbuhan ekonomi. Suku bunga dan GWM akan kami takar sesuai dengan yang ada," tuturnya.
Lebih jauh dalam kesempatan yang sama, Perry bercerita saat ini aliran modal asing terus menyerbu Indonesia. Bahkan arus modal asing ini cukup kuat ketimbang triwuan IV-2018 lalu.
"Alhamdulillah tahun ini inflow masuk year to date Rp 177 triliun. Sebanyak Rp 67 triliun ke saham dan sisanya ke SBN."
(dru/dru) Next Article BI Meramal Ekonomi Global 2020 Minus 4,9%
Most Popular