
Pertamina Tutup Sumur Sumber Tumpahan Minyak di Oktober 2019
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
26 August 2019 15:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) masih terus melakukan upaya dalam mengatasi tumpahan minyak yang mencemari pesisir pantai Karawang. Informasi terbaru, sampai hari ini pengeboran Relief Well telah mencapai kedalaman 6.911 feet atau 2.106 meter, dari target 9.000 feet.
"Kalau semua berjalan lancar, sebelum 8 Oktober, sumur akan ditutup," kata Incident Commander IMT PHE ONWJ, Taufik Adityawarman saat konferensi pers di PHE Tower, Senin (26/8/2019).
Pengeboran ini mulai dilakukan pada 1 Agustus 2019 dengan menggunakan rig Soehanah yang berdiri sekitar 1 kilometer dari anjungan YY, tempat sumur YYA-1 berada. Dengan pengeboran relief well ini, diharapkan dapat menutup sumur YYA-1 sehingga dapat menghentikan tumpahan minyak.
Semetara itu, PHE ONWJ tak menampik jika dalam mengatasi tumpahan minyak ini, pihaknya meminta bantuan dari luar negeri. Ini dilakukan sebagai daya upaya agar proses recovery bisa cepat diatasi.
"Bahwa segala daya upaya kita akan kerahkan untuk bisa mempercepat proses spill combating dan recovery. (Resources dari Luar negeri) kita sudah komunikasikan kebutuhan ini, dan telah memastikan kondisi dan kebutuhan di dalam negeri," ujarnya lagi.
Sebagai informasi, PHE ONWJ didukung 3.116 personil yang terbagi dua kelompok yaitu 932 personil bertugas di perairan dan 2.184 bertugas di daratan. Dukungan personil ini terdiri dari elemen Oil Spill Combat Team (OSCT), TNI Polri, dan elemen masyarakat sekitar.
Operasi pembersihan tumpahan minyak di perairan didukung dengan 46 unit kapal. 7 unit kapal diantaranya bertugas untuk oil combat. Selebihnya bertugas untuk pengejaran dan pengepungan minyak yang tercecer, pengangkut tumpahan minyak, patroli, dan siaga back up pemadam kebakaran.
Perusahaan juga menempatkan beberaoa posko medis diantaranya di Cemara Jaya, Sungai Buntu, Sedari, Tambak Sari, Muara Beting. Posko tersebut didukung 5 orang dokter, 35 tenaga medis, dan diperkuat dengan 5 unit ambulance yang dilengkapi dengan peralatan medis dan obat-obatan. Ambulance tersebut siaga di Cemara Jaya, Sungai Buntu, Sedari, Tambak Sari, dan Muara Beting.
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Ini Kronologi Tumpahan Minyak Pertamina di Pesisir Karawang
"Kalau semua berjalan lancar, sebelum 8 Oktober, sumur akan ditutup," kata Incident Commander IMT PHE ONWJ, Taufik Adityawarman saat konferensi pers di PHE Tower, Senin (26/8/2019).
Semetara itu, PHE ONWJ tak menampik jika dalam mengatasi tumpahan minyak ini, pihaknya meminta bantuan dari luar negeri. Ini dilakukan sebagai daya upaya agar proses recovery bisa cepat diatasi.
"Bahwa segala daya upaya kita akan kerahkan untuk bisa mempercepat proses spill combating dan recovery. (Resources dari Luar negeri) kita sudah komunikasikan kebutuhan ini, dan telah memastikan kondisi dan kebutuhan di dalam negeri," ujarnya lagi.
Sebagai informasi, PHE ONWJ didukung 3.116 personil yang terbagi dua kelompok yaitu 932 personil bertugas di perairan dan 2.184 bertugas di daratan. Dukungan personil ini terdiri dari elemen Oil Spill Combat Team (OSCT), TNI Polri, dan elemen masyarakat sekitar.
Operasi pembersihan tumpahan minyak di perairan didukung dengan 46 unit kapal. 7 unit kapal diantaranya bertugas untuk oil combat. Selebihnya bertugas untuk pengejaran dan pengepungan minyak yang tercecer, pengangkut tumpahan minyak, patroli, dan siaga back up pemadam kebakaran.
![]() |
Perusahaan juga menempatkan beberaoa posko medis diantaranya di Cemara Jaya, Sungai Buntu, Sedari, Tambak Sari, Muara Beting. Posko tersebut didukung 5 orang dokter, 35 tenaga medis, dan diperkuat dengan 5 unit ambulance yang dilengkapi dengan peralatan medis dan obat-obatan. Ambulance tersebut siaga di Cemara Jaya, Sungai Buntu, Sedari, Tambak Sari, dan Muara Beting.
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Ini Kronologi Tumpahan Minyak Pertamina di Pesisir Karawang
Most Popular