
BI Ramal Inflasi Agustus 0,20% Gegara Cabai Merah
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
23 August 2019 15:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memproyeksi terjadi inflasi pada Agustus 2019 sebesar 0,20%. Ramalan ini berdasarkan survei pemantauan harga yang dilakukan BI pada minggu ketiga di bulan ini.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, inflasi secara tahunan (Year on Year/YoY) sebesar 3,52%. Adapun andil inflasi tertinggi disebabkan oleh cabai merah.
"Nah penyumbang inflasi masih yang paling besar cabai merah dengan andil 0,15%, emas 0,07%, cabai rawit 0,05%. Ada juga tarif PDAM 0,01%. Itulah penyumbang, tertinggi masih cabai 0,15% dan cabai rawit 0,05%," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (23/8/2019).
Menurutnya, selama Agustus ada juga beberapa bahan pangan yang mengalami penurunan harga dan menyumbang deflasi. Diantaranya bawang hingga angkutan tarif udara.
"Ada deflasi dari tarif angkutan udara 0,09%, bawang merah 0,06% dan beberapa sayuran yang lain," jelasnya.
Perry meyakinkan, kenaikan harga cabai hanya sementara karena mengikuti musim. Ia yakin, saat musim panen nanti, harga cabai akan kembali turun.
Sedangkan untuk komoditas pangan lain juga telah dilakukan antisipasi terkait proyeksi kemarau panjang. Rapat telah dilakukan bersama dengan Kementerian terkait termasuk Bulog yang meyakinkan stoknya terutama beras, aman.
"Kami perkirakan 2 bulan lagi ada kenaikan produksi. Sehingga secara keseluruhan kami yakini pengaruhnya lebih sifat temporer. Makanya kami yakin inflasi akhir tahun di bawah 3,5%," tegasnya.
(dru) Next Article Saat Bos BI Diving di Bali Sampai Lombok Promosi Pariwisata
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, inflasi secara tahunan (Year on Year/YoY) sebesar 3,52%. Adapun andil inflasi tertinggi disebabkan oleh cabai merah.
"Nah penyumbang inflasi masih yang paling besar cabai merah dengan andil 0,15%, emas 0,07%, cabai rawit 0,05%. Ada juga tarif PDAM 0,01%. Itulah penyumbang, tertinggi masih cabai 0,15% dan cabai rawit 0,05%," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (23/8/2019).
"Ada deflasi dari tarif angkutan udara 0,09%, bawang merah 0,06% dan beberapa sayuran yang lain," jelasnya.
Perry meyakinkan, kenaikan harga cabai hanya sementara karena mengikuti musim. Ia yakin, saat musim panen nanti, harga cabai akan kembali turun.
Sedangkan untuk komoditas pangan lain juga telah dilakukan antisipasi terkait proyeksi kemarau panjang. Rapat telah dilakukan bersama dengan Kementerian terkait termasuk Bulog yang meyakinkan stoknya terutama beras, aman.
"Kami perkirakan 2 bulan lagi ada kenaikan produksi. Sehingga secara keseluruhan kami yakini pengaruhnya lebih sifat temporer. Makanya kami yakin inflasi akhir tahun di bawah 3,5%," tegasnya.
(dru) Next Article Saat Bos BI Diving di Bali Sampai Lombok Promosi Pariwisata
Most Popular