
Subsidi Turun, Harga BBM dan Tarif Listrik Naik di 2020?
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
20 August 2019 16:47

Jakarta, CNBC Indonesia- Subsidi energi yang dialokasikan pemerintah dalam RAPBN 2020 lebih kecil dibanding tahun ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani menganggarkan subsidi untuk kebutuhan energi hanya Rp 137,46 triliun untuk tahun depan.
Rincinya adalah sebagai berikut;
- Subsidi LPG dan BBM Rp 75,3 triliun
- Subsidi listrik Rp 62,2 triliun
"Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan outlook APBN 2019," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jumat (16/8/2019).
Lantas, apakah ini pertanda bahwa akan ada kenaikan harga BBM dan tarif listrik di tahun depan?
Sri Mulyani menjelaskan bahwa alokasi anggaran subsidi dalam APBN basisnya adalah volume, pemerintah memprediksi jumlah konsumsi barang subsidi tersebut yakni bensin solar, LPG 3 Kg dan listrik.
"Apakah kemudian dikaitkan dengan harganya, harga itu dipengaruhi 2 hal yang selama ini merupakan faktor dinamis yakni harga komoditas dan nilai tukar," kata Sri Mulyani saat dijumpai di gedung DPR, Selasa (20/8/2019).
Ia mengatakan parameter asumsi ini ada kemungkinan perubahan mengikuti dinamika global, meskipun kadang juga bisa ada faktor konsumsi yang bisa melebihi dari volume. Kebijakan pemerintah, kata dia, intinya mempertimbangkan hal tersebut.
Seperti waktu 2018, meski momentumnya ada tapi pemerintah lebih memilih fokus di stabilitas ekonomi dalam negeri sehingga mengikuti itu. "Kalau 2020, kita melihat dinamikanya dan kondisi yang akan dihadapi."
Dikutip dari Nota Keuangan RAPBN 2020, untuk solar pada 2015, pemerintah pernah menetapkan subsidi hanya Rp 1000/liter, lalu disesuaikan jadi Rp 500 per liter pada Juli 2016 sampai 2017. Keadaan minyak dunia membuat pemerintah kembali menaikkan alokasi subsidi solar dari Rp 500 ke Rp 2000 per liter pada 2018.
Dari sisi volume, untuk BBM ada penurunan tapi tidak begitu dengan LPG. Catatan Sri Mulyani, volume konsumsi LPG 3 Kg naik dari 5,6 juta metrik ton pada tahun 2015 (audited) menjadi 6,53 juta metrik ton pada tahun 2018.
Arah kebijakan subsidi BBM dan LPG tabung 3 kg pada tahun 2020, antara lain:
(1) melanjutkan pemberian subsidi tetap untuk minyak solar dan subsidi selisih harga untuk minyak tanah dan LPG tabung 3 kg;
(2) mengupayakan penyaluran subsidi LPG tabung 3 kg yang lebih tepat sasaran; dan
(3) meningkatkan peranan Pemerintah Daerah dalam pengendalian dan pengawasan konsumsi BBM bersubsidi dan LPG tabung 3 kg
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Mantap, Sri Mulyani: Subsidi Energi 2020 Rp 137,46 T
Rincinya adalah sebagai berikut;
- Subsidi LPG dan BBM Rp 75,3 triliun
- Subsidi listrik Rp 62,2 triliun
"Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan outlook APBN 2019," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jumat (16/8/2019).
Lantas, apakah ini pertanda bahwa akan ada kenaikan harga BBM dan tarif listrik di tahun depan?
Sri Mulyani menjelaskan bahwa alokasi anggaran subsidi dalam APBN basisnya adalah volume, pemerintah memprediksi jumlah konsumsi barang subsidi tersebut yakni bensin solar, LPG 3 Kg dan listrik.
"Apakah kemudian dikaitkan dengan harganya, harga itu dipengaruhi 2 hal yang selama ini merupakan faktor dinamis yakni harga komoditas dan nilai tukar," kata Sri Mulyani saat dijumpai di gedung DPR, Selasa (20/8/2019).
Ia mengatakan parameter asumsi ini ada kemungkinan perubahan mengikuti dinamika global, meskipun kadang juga bisa ada faktor konsumsi yang bisa melebihi dari volume. Kebijakan pemerintah, kata dia, intinya mempertimbangkan hal tersebut.
Seperti waktu 2018, meski momentumnya ada tapi pemerintah lebih memilih fokus di stabilitas ekonomi dalam negeri sehingga mengikuti itu. "Kalau 2020, kita melihat dinamikanya dan kondisi yang akan dihadapi."
Dikutip dari Nota Keuangan RAPBN 2020, untuk solar pada 2015, pemerintah pernah menetapkan subsidi hanya Rp 1000/liter, lalu disesuaikan jadi Rp 500 per liter pada Juli 2016 sampai 2017. Keadaan minyak dunia membuat pemerintah kembali menaikkan alokasi subsidi solar dari Rp 500 ke Rp 2000 per liter pada 2018.
Dari sisi volume, untuk BBM ada penurunan tapi tidak begitu dengan LPG. Catatan Sri Mulyani, volume konsumsi LPG 3 Kg naik dari 5,6 juta metrik ton pada tahun 2015 (audited) menjadi 6,53 juta metrik ton pada tahun 2018.
Arah kebijakan subsidi BBM dan LPG tabung 3 kg pada tahun 2020, antara lain:
(1) melanjutkan pemberian subsidi tetap untuk minyak solar dan subsidi selisih harga untuk minyak tanah dan LPG tabung 3 kg;
(2) mengupayakan penyaluran subsidi LPG tabung 3 kg yang lebih tepat sasaran; dan
(3) meningkatkan peranan Pemerintah Daerah dalam pengendalian dan pengawasan konsumsi BBM bersubsidi dan LPG tabung 3 kg
![]() |
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Mantap, Sri Mulyani: Subsidi Energi 2020 Rp 137,46 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular