
Ancaman Resesi, Penjualan Mobil Diramal di Bawah 1 Juta Unit
Efrem Limsan Siregar, CNBC Indonesia
16 August 2019 10:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman resesi ekonomi global yang berawal dari kekhawatiran terjadi resesi di AS ditanggapi beragam oleh pelaku usaha, salah satunya manajemen PT Toyota Astra Motor (TAM). Di tengah potensi resesi ini, penjualan mobil di akhir tahun diharapkan tidak menurun drastis.
Executive General Manager (GM) TAM Frasnsicus Soerjopranoto menilai negara perlu ketahanan ekonomi yang kuat dalam menghadapi ancaman resesi ekonomi.
"Memang ekonom berpikir akan ada resesi, semua orang kencangkan ikat pinggang, tapi ini tergantung dari ketahanan masing-masing negara," kata Frasnsicus di Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Ia meyakini struktur fundamental Indonesia masih kokoh untuk menghadapi ancaman resesi ekonomi.
"Struktur fundamental ekonomi kuat, mekanisme pasar pun tetap dijaga. Problemnya hanya satu, yang namanya perang dagang [AS-China] enggak bisa kita hindari," kata Soerjopranoto.
Ia mengatakan pergerakan ekonomi dunia memang cenderung mengalami perubahan, bahkan bisa hanya dengan satu cuitan seorang presiden sekalipun.
"[Akibat perang dagang] semua bursa yang namanya Asia rate enggak ada apa-apanya. Begitu ada satu cuitan saja, bahwa China itu melakukan devaluasi yuan supaya barang ekspor murah," katanya.
Dalam kesempatan itu, Direktur Marketing TAM Anton Jimmi Suwandy berharap ancaman resesi ekonomi tidak memperdalam penurunan penjualan mobil sampai akhir tahun 2019. Belakangan ini, industri otomotif memang dihadapi penurunan penjualan mobil.
"Jujur market slowing down, khususnya sampai pertengahan tahun kami merasakan penurunan. Ada faktor wait and see dari Pemilu. Ada juga memang faktor ekonomi, besarannya berapa [penurunan] kami belum pastikan," kata Anton.
Ia memperkirakan penjualan mobil sampai akhir tahun akan menurun dibanding tahun sebelumnya.
"Kami memprediksi market 1,157 juta unit tapi kalau melihat semester ini, market diprediksi akan di bawah 1,1 juta unit sampai akhir tahun. Kalau ini berlanjut akan ada risiko untuk market," ucapnya.
Data Gaikindo menunjukkan pada semester I tahun lalu penjualan mobil (wholesales) masih membukukan 553.773 unit, sedangkan periode Januari-Juni tahun ini hanya 481.577 unit atau turun 14,99% year on year.
Sebelumnya analis PT Bahana Sekuritas Anthony Yunus memprediksi, penjualan kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua masih akan melemah. Kemampuan masyarakat untuk membeli mobil akan semakin terbatas, demikian juga halnya penjualan motor diperkirakan masih tumbuh satu digit karena penetrasi sepeda motor yang sudah cukup tinggi.
Ditambah lagi, faktor eksternal seperti tren penurunan harga komoditas, perang dagang yang berlanjut pada perang mata uang (currency war) sehingga memicu pelemahan nilai tukar sejumlah negara, termasuk Indonesia.
"Langkah Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan lebih lanjut demi menopang daya beli masyarakat menjadi tak mudah karena rupiah yang melemah," kata Anthony Yunus, dalam keterangan resmi dikutip CNBC Indonesia.
Bahana memperkirakan volume penjualan kendaraan roda empat akan mencapai 1,082 juta unit pada akhir 2019, turun sebesar 6% dari realisasi penjualan sepanjang 2018.
Simak ulasan kompetisi ketat sektor otomotif.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Duh! Penjualan Mobil Toyota 2019 Diprediksi Merosot
Executive General Manager (GM) TAM Frasnsicus Soerjopranoto menilai negara perlu ketahanan ekonomi yang kuat dalam menghadapi ancaman resesi ekonomi.
"Memang ekonom berpikir akan ada resesi, semua orang kencangkan ikat pinggang, tapi ini tergantung dari ketahanan masing-masing negara," kata Frasnsicus di Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Ia meyakini struktur fundamental Indonesia masih kokoh untuk menghadapi ancaman resesi ekonomi.
"Struktur fundamental ekonomi kuat, mekanisme pasar pun tetap dijaga. Problemnya hanya satu, yang namanya perang dagang [AS-China] enggak bisa kita hindari," kata Soerjopranoto.
Ia mengatakan pergerakan ekonomi dunia memang cenderung mengalami perubahan, bahkan bisa hanya dengan satu cuitan seorang presiden sekalipun.
"[Akibat perang dagang] semua bursa yang namanya Asia rate enggak ada apa-apanya. Begitu ada satu cuitan saja, bahwa China itu melakukan devaluasi yuan supaya barang ekspor murah," katanya.
Dalam kesempatan itu, Direktur Marketing TAM Anton Jimmi Suwandy berharap ancaman resesi ekonomi tidak memperdalam penurunan penjualan mobil sampai akhir tahun 2019. Belakangan ini, industri otomotif memang dihadapi penurunan penjualan mobil.
"Jujur market slowing down, khususnya sampai pertengahan tahun kami merasakan penurunan. Ada faktor wait and see dari Pemilu. Ada juga memang faktor ekonomi, besarannya berapa [penurunan] kami belum pastikan," kata Anton.
Ia memperkirakan penjualan mobil sampai akhir tahun akan menurun dibanding tahun sebelumnya.
"Kami memprediksi market 1,157 juta unit tapi kalau melihat semester ini, market diprediksi akan di bawah 1,1 juta unit sampai akhir tahun. Kalau ini berlanjut akan ada risiko untuk market," ucapnya.
![]() |
Data Gaikindo menunjukkan pada semester I tahun lalu penjualan mobil (wholesales) masih membukukan 553.773 unit, sedangkan periode Januari-Juni tahun ini hanya 481.577 unit atau turun 14,99% year on year.
Sebelumnya analis PT Bahana Sekuritas Anthony Yunus memprediksi, penjualan kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua masih akan melemah. Kemampuan masyarakat untuk membeli mobil akan semakin terbatas, demikian juga halnya penjualan motor diperkirakan masih tumbuh satu digit karena penetrasi sepeda motor yang sudah cukup tinggi.
Ditambah lagi, faktor eksternal seperti tren penurunan harga komoditas, perang dagang yang berlanjut pada perang mata uang (currency war) sehingga memicu pelemahan nilai tukar sejumlah negara, termasuk Indonesia.
"Langkah Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan lebih lanjut demi menopang daya beli masyarakat menjadi tak mudah karena rupiah yang melemah," kata Anthony Yunus, dalam keterangan resmi dikutip CNBC Indonesia.
Bahana memperkirakan volume penjualan kendaraan roda empat akan mencapai 1,082 juta unit pada akhir 2019, turun sebesar 6% dari realisasi penjualan sepanjang 2018.
Simak ulasan kompetisi ketat sektor otomotif.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Duh! Penjualan Mobil Toyota 2019 Diprediksi Merosot
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular