
Impor Barang China Naik US$ 1,5 Miliar, Laptop Mendominasi
Lidya Kembaren, CNBC Indonesia
15 August 2019 16:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2019 defisit US$ 60 juta. Nilai impor sepanjang Juli masih tinggi.
Kepala BPS, Suhariyanto, memaparkan laptop asal China kembali membanjiri Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil impor dari China selama Juli 2019.
"Impor utama berasal dari China yang hampir 30% dan kalau kita lihat jenis barangnya sama dengan bulan sebelumnya, ada PC dan laptop yang mendominasi," ujar Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Data BPS mencatat, impor sepanjang Juli 2019 mengalami kenaikan 34,96% menjadi US$ 15,51 miliar dibandingkan Juni 2019. Sedangkan dibandingkan Juli 2018 turun 15,21%.
Adapun negara dengan pemasok barang impor terbesar ke Indonesia posisinya masih sama dengan bulan-bulan sebelumnya. Di mana masih didominasi oleh China. Sementara negara asal barang impor ke Indonesia yang turun adalah Ghana, Finlandia, dan Australia.
"Negara asal barang impor kita masih sama posisinya. Juli ini (impor) terbesar dari China yang bertambah US$ 1,5 miliar, terus disusul Jepang US$ 251,4 juta dan Italia US$ 231,3 juta," jelasnya.
Sementara itu, barang lainnya yang juga diimpor dari China adalah buah-buahan yakni buah pir, telepon seluler tanpa baterai, serta bawang putih yang mengalami kenaikan signifikan.
Kemudian pertambahan nilai impor terbesar kedua berasal dari Jepang US$ 251,4 juta (menjadi US$ 1.4 miliar di Juli), lalu disusul Italia yang naik US$ 231,3 juta (menjadi US$ 324,7 juta).
Seperti diketahui, nilai impor barang Indonesia dari China pada Juli 2019 adalah US$ 4,1 miiar atau naik dari bulan sebelumnya US$ 2,6 miliar.
Simak video laporan Kepala BPS soal neraca dagang Indonesia di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(wed/wed) Next Article Neraca Dagang Defisit, RI Getol Impor Bawang Putih China
Kepala BPS, Suhariyanto, memaparkan laptop asal China kembali membanjiri Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil impor dari China selama Juli 2019.
"Impor utama berasal dari China yang hampir 30% dan kalau kita lihat jenis barangnya sama dengan bulan sebelumnya, ada PC dan laptop yang mendominasi," ujar Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Data BPS mencatat, impor sepanjang Juli 2019 mengalami kenaikan 34,96% menjadi US$ 15,51 miliar dibandingkan Juni 2019. Sedangkan dibandingkan Juli 2018 turun 15,21%.
Adapun negara dengan pemasok barang impor terbesar ke Indonesia posisinya masih sama dengan bulan-bulan sebelumnya. Di mana masih didominasi oleh China. Sementara negara asal barang impor ke Indonesia yang turun adalah Ghana, Finlandia, dan Australia.
"Negara asal barang impor kita masih sama posisinya. Juli ini (impor) terbesar dari China yang bertambah US$ 1,5 miliar, terus disusul Jepang US$ 251,4 juta dan Italia US$ 231,3 juta," jelasnya.
Sementara itu, barang lainnya yang juga diimpor dari China adalah buah-buahan yakni buah pir, telepon seluler tanpa baterai, serta bawang putih yang mengalami kenaikan signifikan.
Kemudian pertambahan nilai impor terbesar kedua berasal dari Jepang US$ 251,4 juta (menjadi US$ 1.4 miliar di Juli), lalu disusul Italia yang naik US$ 231,3 juta (menjadi US$ 324,7 juta).
Seperti diketahui, nilai impor barang Indonesia dari China pada Juli 2019 adalah US$ 4,1 miiar atau naik dari bulan sebelumnya US$ 2,6 miliar.
Simak video laporan Kepala BPS soal neraca dagang Indonesia di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(wed/wed) Next Article Neraca Dagang Defisit, RI Getol Impor Bawang Putih China
Most Popular