
Duh, Uni Eropa Terapkan Tarif Impor Biodiesel RI 8-18% Besok!
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
13 August 2019 19:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa akan segera mengenakan bea impor untuk produk minyak diesel (biodiesel) asal Indonesia. Kebijakan tersebut diambil setelah Uni Eropa menuding pemerintah Indonesia menerapkan praktik subsidi untuk produk biodiesel berbasis minyak kelapa sawit.
"Impor biodiesel bersubsidi dari Indonesia telah mengancam kerugian materiil pada industri Uni Eropa," tulis Komisi Eropa dalam Jurnal Uni Eropa, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (13/8/2019).
Berdasarkan keterangan Komisi Eropa, pangsa pasar biodiesel Indonesia telah melonjak menjadi 3,3% atau sebesar 516,08 juta ton di sepanjang tahun yang berakhir pada September 2018. Sementara pada periode yang sama tahun 2017 dan 2016 pangsa pasar biodiesel Indonesia masing-masing sebesar 0,2% dan 0,3%.
Tarif yang diberikan berkisar antara 8-18%, dan menyasar beberapa produsen utama, dengan rincian:
Tarif baru tersebut akan berlaku efektif mulai hari Rabu (14/8/2019) dan akan berlangsung selama empat bulan ke depan. Namun Komisi Eropa juga membuka peluang untuk memperpanjang kebijakan tersebut hingga lima tahun.
Breaking News
(taa/dru) Next Article Uni Eropa Hajar Biodiesel RI, Pengusaha Siap Tempur di WTO
"Impor biodiesel bersubsidi dari Indonesia telah mengancam kerugian materiil pada industri Uni Eropa," tulis Komisi Eropa dalam Jurnal Uni Eropa, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (13/8/2019).
Berdasarkan keterangan Komisi Eropa, pangsa pasar biodiesel Indonesia telah melonjak menjadi 3,3% atau sebesar 516,08 juta ton di sepanjang tahun yang berakhir pada September 2018. Sementara pada periode yang sama tahun 2017 dan 2016 pangsa pasar biodiesel Indonesia masing-masing sebesar 0,2% dan 0,3%.
- PT Caliandra Perkasa: 8%
- Wilmar Group: 15,7%
- Musim Mas Group: 16,3%
- Permata Group dan eksportir lainnya: 18%
Tarif baru tersebut akan berlaku efektif mulai hari Rabu (14/8/2019) dan akan berlangsung selama empat bulan ke depan. Namun Komisi Eropa juga membuka peluang untuk memperpanjang kebijakan tersebut hingga lima tahun.
Breaking News
(taa/dru) Next Article Uni Eropa Hajar Biodiesel RI, Pengusaha Siap Tempur di WTO
Most Popular