Kurangi Impor Minyak, B30 Siap Jalan Januari 2020
12 August 2019 19:13

Jakarta, CNBC Indonesia- Baru tahun lalu Indonesia terapkan kebijakan biodiesel 20%, tahun depan Presiden Joko Widodo minta agar loncat ke B30 untuk kurangi impor minyak.
"Saya ingin kurangi ketergantungan pada energi fossil dan paling penting kurangi impor minyak. Kalkulasi kala kita konsisten B20 ini, kita bisa hemat kurang lebih US$ 5,5 miliar per tahun. Ini angka yang gede banget," ujar Jokowi, dijumpai usai Rapat Terbatas soal evaluasi pelaksanaan mandatory biodiesel di kantornya, Senin (12/8/2019).
Melihat angka tersebut, Jokowi pun ingin B20 buru-buru pindah ke B30 di 2020 mendatang. "Dan selanjutnya di akhir 2020 sudah loncat lagi ke B50," kata dia.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan dampak B20 terhadap transaksi berjalan memang signifikan. "B20 dengan realisasi sekarang hasilkan FAME, kira-kira 6,19 juta KL per tahun itu berarti penghematan US$ 1,7 miliar," jelasnya.
Dengan kebijakan ini, kata Darmin, rata-rata impor solar bulanan juga turun 45% dibanding rata-rata 2018. Artinya, kebijakan B20 berjalan cukup sukses dan ini memicu pemerintah untuk beranjak ke B30 yang saat ini masih dalam masa pengujian.
Darmin menjelaskan masa pengujian B30 akan tuntas pada tengah September 2019. "Dari pengujian sampai sekarang tidak ada masalah yang serius, ada sedikit saja di teknis. Tapi cukup jelas bahwa nanti per awal Januari, B30 akan berjalan."
Kepala Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Dono Boestami mengatakan siap menjalankan instruksi Presiden Joko Widodo baik B30 maupun B30. "Kita siap, kalau tidak harga sawit bisa tambah turun karena ini penting."
Penyerapannya, kata Dono, juga masih on track yakni 6,2 juta KL tahun ini. Kebijakan ini tetap harus jalan, sebab untuk menjaga harga sawit. "Ini instruksi presiden jadi harus jalan, tak usah hitung-hitungan karena kami instrumennya jadi tidak ada masalah atau kendala."
(gus/gus)
"Saya ingin kurangi ketergantungan pada energi fossil dan paling penting kurangi impor minyak. Kalkulasi kala kita konsisten B20 ini, kita bisa hemat kurang lebih US$ 5,5 miliar per tahun. Ini angka yang gede banget," ujar Jokowi, dijumpai usai Rapat Terbatas soal evaluasi pelaksanaan mandatory biodiesel di kantornya, Senin (12/8/2019).
Melihat angka tersebut, Jokowi pun ingin B20 buru-buru pindah ke B30 di 2020 mendatang. "Dan selanjutnya di akhir 2020 sudah loncat lagi ke B50," kata dia.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan dampak B20 terhadap transaksi berjalan memang signifikan. "B20 dengan realisasi sekarang hasilkan FAME, kira-kira 6,19 juta KL per tahun itu berarti penghematan US$ 1,7 miliar," jelasnya.
Dengan kebijakan ini, kata Darmin, rata-rata impor solar bulanan juga turun 45% dibanding rata-rata 2018. Artinya, kebijakan B20 berjalan cukup sukses dan ini memicu pemerintah untuk beranjak ke B30 yang saat ini masih dalam masa pengujian.
Darmin menjelaskan masa pengujian B30 akan tuntas pada tengah September 2019. "Dari pengujian sampai sekarang tidak ada masalah yang serius, ada sedikit saja di teknis. Tapi cukup jelas bahwa nanti per awal Januari, B30 akan berjalan."
Kepala Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Dono Boestami mengatakan siap menjalankan instruksi Presiden Joko Widodo baik B30 maupun B30. "Kita siap, kalau tidak harga sawit bisa tambah turun karena ini penting."
Penyerapannya, kata Dono, juga masih on track yakni 6,2 juta KL tahun ini. Kebijakan ini tetap harus jalan, sebab untuk menjaga harga sawit. "Ini instruksi presiden jadi harus jalan, tak usah hitung-hitungan karena kami instrumennya jadi tidak ada masalah atau kendala."
Artikel Selanjutnya
Agustus 2020, Penyerapan B30 Baru 58,5% dari Target
(gus/gus)