
Tak Bisa Melaut, Ini Kompensasi Pertamina ke Nelayan Karawang
Efrem Limsan Siregar, CNBC Indonesia
08 August 2019 17:09

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) terus melakukan upaya penanggulangan tumpahan minyak di anjungan lepas pantai PHE ONWJ. Masyarakat setempat pun turut dilibatkan sebagai relawan.
Sebagian besar masyarakat tersebut berprofesi sebagai nelayan. Namun, beberapa waktu lalu Pertamina juga mengimbau para nelayan untuk tidak melaut sementara waktu mengantisipasi dampak tumpahan minyak.
Tentunya, mata pencarian nelayan juga akan hilang dengan adanya imbauan itu. Lalu apakah ada kompensasi yang akan diberikan Pertamina?
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Meidawati belum bisa mengungkapkan detail mengenai dana kompensasi. Namun, nelayan yang tidak melaut, ucapnya, telah diberdayakan dengan menjadi relawan Pertamina dalam penanganan tumpahan minyak.
"Kompensasi masih pendataan karena ada pembentukan tim. Kami belum bisa share. Terkait dengan nelayan, saat ini memang bukan musim menangkap ikan. Kita mengarahkan mereka untuk mengangkat spill di laut," kata Meidawati saat konferensi pers di kantor Pertamina, Jakarta, Kamis (8/8/2019).
Lebih lanjut dijelaskan Meidawati, upah yang diterima relawan dalam mengepul oil spill sebesar Rp 100.000 per hari dengan uang makan Rp 20.000.
"Rp 100.000per hari dengan uang makan Rp 20.000. Dari tonase itu, per 3 atau 5 kilo sebesar Rp20.000. Kemudian dari titik kumpul, kita naikan ke truk (upahnya) Rp 100.000 per tonase ditambah uang makan," kata Meidawati.
Ia mengatakan bahwa jumlah total nelayan masih dalam pendataan karena sebarannya tidak merata di pelbagai desa.
(gus/gus) Next Article Kapan Tumpahan Minyak Pertamina Kelar? Ini Jawabnya
Sebagian besar masyarakat tersebut berprofesi sebagai nelayan. Namun, beberapa waktu lalu Pertamina juga mengimbau para nelayan untuk tidak melaut sementara waktu mengantisipasi dampak tumpahan minyak.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Meidawati belum bisa mengungkapkan detail mengenai dana kompensasi. Namun, nelayan yang tidak melaut, ucapnya, telah diberdayakan dengan menjadi relawan Pertamina dalam penanganan tumpahan minyak.
"Kompensasi masih pendataan karena ada pembentukan tim. Kami belum bisa share. Terkait dengan nelayan, saat ini memang bukan musim menangkap ikan. Kita mengarahkan mereka untuk mengangkat spill di laut," kata Meidawati saat konferensi pers di kantor Pertamina, Jakarta, Kamis (8/8/2019).
Lebih lanjut dijelaskan Meidawati, upah yang diterima relawan dalam mengepul oil spill sebesar Rp 100.000 per hari dengan uang makan Rp 20.000.
"Rp 100.000per hari dengan uang makan Rp 20.000. Dari tonase itu, per 3 atau 5 kilo sebesar Rp20.000. Kemudian dari titik kumpul, kita naikan ke truk (upahnya) Rp 100.000 per tonase ditambah uang makan," kata Meidawati.
Ia mengatakan bahwa jumlah total nelayan masih dalam pendataan karena sebarannya tidak merata di pelbagai desa.
![]() |
(gus/gus) Next Article Kapan Tumpahan Minyak Pertamina Kelar? Ini Jawabnya
Most Popular