
RI Mau Gaspol Mobil Listrik, Belajar Dulu dari Konversi BBG
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
08 August 2019 15:57

Kini, perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat aplikasi masal kendaraan listrik bukan lagi sekedar mimpi.
Lebih hebat dari BBG, kendaraan listrik sama sekali tidak menghasilkan emisi. Artinya, jika 3 juta mobil dan 13 juta motor yang ada di Jakarta seluruhnya merupakan kendaraan listrik, Jakarta bisa memangkas sekitar 40% polusi udara.
Namun sayang, saat ini harga baterai untuk kendaraan listrik masih relatif mahal. Menurut analis konsultan Wood McKenzie, Sushant Gupta, teknologi baterai saat ini membuat harga jual kendaraan listrik 30% lebih mahal ketimbang kendaraan konvensional.
Lagi-lagi tanpa adanya insentif dari pemerintah, sulit untuk mempercepat konversi ke kendaraan listrik.
Saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang mencoba menggunakan kendaraan listrik. Contohnya Perusahaan Taxi kenamaan, Blue Bird, yang beberapa bulan lalu memperkenalkan 30 armada taksi mobil listrik. Memang jumlahnya baru sedikit, namun perusahaan menargetkan untuk memiliki 2.000 armada taxi listrik pada 2025 mendatang.
Namun, keberhasilan konversi energi ini baru bisa dikatakan berhasil jika pengguna pribadi telah secara sukarela menggunakan kendaraan listrik. Pengguna pribadi akan sangat sensitif terhadap komponen-komponen biaya.
Dalam hal ini, sebenarnya sudah ada sinyal positif bahwa listrik bisa jadi sumber energi transportasi masa depan. Peminatnya sudah ada.
Namun, keberhasilan konversi energi ini baru bisa dikatakan berhasil jika pengguna pribadi telah secara sukarela menggunakan kendaraan listrik. Pengguna pribadi akan sangat sensitif terhadap komponen-komponen biaya.
Dalam hal ini, sebenarnya sudah ada sinyal positif bahwa listrik bisa jadi sumber energi transportasi masa depan. Peminatnya sudah ada.
Produsen motor listrik asal Indonesia, PT Gesits Techlologies Indo (GTI) mengatakan sudah berhasil menjual 1.200 unit motor listrik bernama "Gesits" hingga ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 bulan Mei silam.
Hal itu memberi sinyal bahwa Kondisi saat ini cukup antusias menyambut kehadiran teknologi kendaraan listrik. Hal ini sangat jauh berbeda dengan proses konversi BBM ke BBG dulu yang sempat diliputi ketakutan akan insiden ledakan tanki gas.
Maka dari itu, dorongan pemerintah mutlak diperlukan untuk mempercepat penggunaan kendaraan listrik di Jakarta.
Belajar dari kasus BBG, insentif yang setengah-setengah terbukti tak mampu mengubah gaya hidup masyarakat yang sudah nyaman dengan BBM. Baik dari ketersediaan infrastruktur pendukung, seperti stasiun pengisian daya baterai maupun insentif yang mempengaruhi harga kendaraan perlu diberikan secara masif dan merata.
Hal itulah yang sudah dilakukan oleh beberapa perusahaan rintisan (startup) demi mendapatkan pelanggan. Tanpa adanya promo-promo yang masif, aplikator ojek online seperti Gojek dan Grab tampaknya akan kesulitan untuk menarik minat konsumen sehingga mau menggunakan layanan.
Strategi insentif berupa promo yang dilakukan oleh para startup tersebut juga sudah terbukti berhasil. Hanya dalam waktu kurang dari 5 tahun kedua perusahaan tersebut mampu membuat ojek online menjadi sektor yang melibatkan jutaan orang di dalamnya, baik mitra pengemudi, maupun pelanggan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/gus)
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages
Most Popular