
Menhub Sebut Proyek Kereta Semicepat JKT-SBY Dimulai 2020
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
06 August 2019 09:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Kereta semicepat Jakarta-Surabaya mulai dibangun pertengahan 2020. Hal ini menyusul hampir kelarnya studi kelayakan/feasibility study (FS) dalam waktu dekat.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut, dalam FS kali ini dilakukan pula perhitungan secara perinci dan menyeluruh. Termasuk, kebutuhan anggaran dari proyek yang menggandeng Japan International Cooperation Agency (JICA) ini.
"Sekaligus menghitung, misal jalannya dipindah ke mana tingkat kelandaian dikurangi, terus desain-desain di mana mesti berhenti dan sebagainya. Dia melakukan survei, menetapkan desain dan menghitung," ungkap Budi Karya di Jakarta, Senin (5/8/2019) petang.
Dia menambahkan, usai 17 Agustus 2019 ini, MoU terbaru mengenai proyek ini bakal diteken. Dalam MoU tersebut, lanjutnya, bakal disepakati semua aspek yang berkaitan dengan jalannya proyek.
"Pada saat tahun depan mulai, semua itu relatif matang seperti yang mereka lakukan di MRT ini butuh waktu panjang, tapi kita tetap puas dengan yang dilakukan karena persiapan begitu matang. Gak ada lagi suatu deviasi berkaitan dengan teknik, dan risiko-risiko teknik, sudah diperhitungkan dengan baik," tegasnya.
Nilai investasi yang dibutuhkan, Budi Karya bilang mencapai Rp 60 triliun. Rencananya dana itu ditopang oleh pinjaman JICA untuk pekerjaan konstruksi jalur. Sedangkan pemerintah RI bertugas menyelesaikan pembebasan lahan.
"Tanah dari kita. Tanah kan enggak banyak ya, cuma bagian-bagian yang terjadi suatu tikungan. Kan kereta itu lambat kalau dia nanjak. Nah itu harus disederhanakan kita harus bebaskan lahan," imbuhnya.
Adapun proses pembangunan dilakukan bertahap dengan membangun lebih dulu jalur baru dari Jakarta-Semarang. Sedangkan jalur Semarang-Surabaya masih akan menggunakan jalur eksisting namun ditambah dengan peningkatan.
"Kita bicara mengenai mengurangi tikungan, terjal, itu memang terjadi di Jakarta sampai Semarang," bebernya.
Nantinya, kereta ini didesain dengan kecepatan rata-rata 140-145 Km/jam. Ditargetkan, pembangunan rampung dalam waktu 2 tahun. Ditambah masa uji coba 6 bulan, Budi Karya ingin pada akhir 2022 kereta ini sudah beroperasi.
"Yang kita kunci adalah, dari Jakarta sampai Surabaya tidak lebih dari 6 Jam. Kalau bisa 5,5 jam. Jadi kalau semicepat 24 jam itu bisa bolak-balik dua kali," pungkasnya.
(miq/miq) Next Article Cerita BKS Soal Pesawat & Kereta Lumpuh Gegara Pandemi Corona
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut, dalam FS kali ini dilakukan pula perhitungan secara perinci dan menyeluruh. Termasuk, kebutuhan anggaran dari proyek yang menggandeng Japan International Cooperation Agency (JICA) ini.
"Sekaligus menghitung, misal jalannya dipindah ke mana tingkat kelandaian dikurangi, terus desain-desain di mana mesti berhenti dan sebagainya. Dia melakukan survei, menetapkan desain dan menghitung," ungkap Budi Karya di Jakarta, Senin (5/8/2019) petang.
"Pada saat tahun depan mulai, semua itu relatif matang seperti yang mereka lakukan di MRT ini butuh waktu panjang, tapi kita tetap puas dengan yang dilakukan karena persiapan begitu matang. Gak ada lagi suatu deviasi berkaitan dengan teknik, dan risiko-risiko teknik, sudah diperhitungkan dengan baik," tegasnya.
Nilai investasi yang dibutuhkan, Budi Karya bilang mencapai Rp 60 triliun. Rencananya dana itu ditopang oleh pinjaman JICA untuk pekerjaan konstruksi jalur. Sedangkan pemerintah RI bertugas menyelesaikan pembebasan lahan.
"Tanah dari kita. Tanah kan enggak banyak ya, cuma bagian-bagian yang terjadi suatu tikungan. Kan kereta itu lambat kalau dia nanjak. Nah itu harus disederhanakan kita harus bebaskan lahan," imbuhnya.
Adapun proses pembangunan dilakukan bertahap dengan membangun lebih dulu jalur baru dari Jakarta-Semarang. Sedangkan jalur Semarang-Surabaya masih akan menggunakan jalur eksisting namun ditambah dengan peningkatan.
"Kita bicara mengenai mengurangi tikungan, terjal, itu memang terjadi di Jakarta sampai Semarang," bebernya.
Nantinya, kereta ini didesain dengan kecepatan rata-rata 140-145 Km/jam. Ditargetkan, pembangunan rampung dalam waktu 2 tahun. Ditambah masa uji coba 6 bulan, Budi Karya ingin pada akhir 2022 kereta ini sudah beroperasi.
"Yang kita kunci adalah, dari Jakarta sampai Surabaya tidak lebih dari 6 Jam. Kalau bisa 5,5 jam. Jadi kalau semicepat 24 jam itu bisa bolak-balik dua kali," pungkasnya.
(miq/miq) Next Article Cerita BKS Soal Pesawat & Kereta Lumpuh Gegara Pandemi Corona
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular