
Terungkap! Penyebab Saat Listrik Mati, Mal Malah Penuh
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
05 August 2019 18:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada fenomena saat listrik mati massal hingga 8-9 jam di Jabodetabek, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah memunculkan kondisi ramainya pusat perbelanjaan. Para pengunjung meramaikan mal-mal karena pasokan listrik di sana masih aktif karena ditopang oleh genset sehingga jaringan komunikasi lancar.
Menkominfo Rudiantara mengatakan ada faktor masyarakat yang membutuhkan koneksi layanan telekomunikasi termasuk data dan voice saat mati listrik. Gedung-gedung seperti pusat perbelanjaan punya Base Transceiver Station (BTS) lebih andal saat listrik mati. BTS masih bisa berfungsi dengan baik karena ada pasokan listrik dari genset.
"Kalau di sentral tidak ada masalah, mereka punya genset. Hub-nya juga. Yang bermasalah itu BTS ujung. Kalau BTS di gedung, mal, tidak mati. Makanya banyak yang ke mal," kata Rudiantara di Jakarta, Senin (5/8).
Sementara itu, banyak BTS di luar gedung saat keadaan listrik mati, maka hanya bisa berfungsi beberapa jam saja, karena Uninteruptible Power Supply (UPS) punya keterbatasan menyediakan pasokan tenaga untuk BTS hanya 3-4 jam saja semenjak listrik padam.
"Yang di ujung-ujung mati karena hanya dilengkapi UPS, kalau listrik mati daya tahannya hanya 3 jam. Itu ada 25% kira-kira. Dampaknya lebih besar," katanya.
Ia mengatakan dari 137 ribu BTS di Jabodetabek yang masih bermasalah 5 ribu BTS, yang paling banyak Telkomsel, sebagai konsekuensi pemilik BTS paling banyak.
Kondisi yang disampaikan Rudi selaras yang disampaikan oleh pengelola pusat perbelanjaan. Saat listrik mati, orang-orang ada yang memilih berkunjung ke mal karena listrik rumah mereka mati. Di mal, layanan yang memanjakan seperti pendingin udara, telekomunikasi, hingga hiburan tetap tersedia meski sedang pemadaman listrik massal.
"Kemarin mal luar biasa penuh, semua orang yang listrik rumahnya mati pada ke mal dan hotel," kata Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan, kepada CNBC Indonesia, Senin (5/8)
(hoi/hoi) Next Article Tidak Ada Listrik, Pusat Belanja Bisa Tutup Lebih Awal
Menkominfo Rudiantara mengatakan ada faktor masyarakat yang membutuhkan koneksi layanan telekomunikasi termasuk data dan voice saat mati listrik. Gedung-gedung seperti pusat perbelanjaan punya Base Transceiver Station (BTS) lebih andal saat listrik mati. BTS masih bisa berfungsi dengan baik karena ada pasokan listrik dari genset.
"Kalau di sentral tidak ada masalah, mereka punya genset. Hub-nya juga. Yang bermasalah itu BTS ujung. Kalau BTS di gedung, mal, tidak mati. Makanya banyak yang ke mal," kata Rudiantara di Jakarta, Senin (5/8).
Sementara itu, banyak BTS di luar gedung saat keadaan listrik mati, maka hanya bisa berfungsi beberapa jam saja, karena Uninteruptible Power Supply (UPS) punya keterbatasan menyediakan pasokan tenaga untuk BTS hanya 3-4 jam saja semenjak listrik padam.
"Yang di ujung-ujung mati karena hanya dilengkapi UPS, kalau listrik mati daya tahannya hanya 3 jam. Itu ada 25% kira-kira. Dampaknya lebih besar," katanya.
Ia mengatakan dari 137 ribu BTS di Jabodetabek yang masih bermasalah 5 ribu BTS, yang paling banyak Telkomsel, sebagai konsekuensi pemilik BTS paling banyak.
"Kemarin mal luar biasa penuh, semua orang yang listrik rumahnya mati pada ke mal dan hotel," kata Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan, kepada CNBC Indonesia, Senin (5/8)
(hoi/hoi) Next Article Tidak Ada Listrik, Pusat Belanja Bisa Tutup Lebih Awal
Most Popular