Mohon Maaf, Ekonomi RI di 2019 Diramal Cuma 5,1%
05 August 2019 18:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mulai pesimistis dapat mencapai pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini yang sesuai target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019.
Seperti diketahui, asumsi dasar pertumbuhan ekonomi nasional dalam APBN 2019 dipatok di angka 5,3%. Namun, realisasi pertumbuhan dua kuartal pertama tahun ini cukup mengkhawatirkan.
Pada kuartal I-2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,07%. Namun pada kuartal II-2019, realisasi pertumbuhan ekonomi melambat jadi 5,05%.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro tak memungkiri, dibutuhkan pekerjaan berat agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sesuai target.
"Ya mungkin berat untuk mencapai 5,3%. Mungkin mudah-mudahan 5,1%," kata Bambang di kompleks kepresidenan, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Perlambatan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019 tak lepas dari sumbangsih pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTB) yang turun, dan kinerja industri manufaktur yang makin terperosok.
Pertumbuhan PMTB di kuartal II-2019 hanya sebesar 5,01% YoY, atau jauh lebih lambat dibanding pada kuartal II-2018 yang mencapai 5,85% YoY.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di sektor manufaktur pada kuartal II-2019 hanya sebesar 3,54% secara tahunan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
"Kalau saya lihat komponennya yang paling berat memang investasi tumbuh di bawah perkiraan; secara sektor manufaktur yang agak memprihatinkan," jelasnya.
Bambang bahkan tak ragu menyebut bahwa kondisi ini secara langsung menjadi peringatan kepada pemerintah. Menurutnya, diperlukan extra effort untuk meningkatkan pertumbuhan.
"Ya ini early warning. Terus terang harus jadi concern kita. Karena itu triwulan III yang sekarang berjalan ini investasi dan sektor manufaktur yang bener-bener jadi perhatian," katanya.
(dru)
Seperti diketahui, asumsi dasar pertumbuhan ekonomi nasional dalam APBN 2019 dipatok di angka 5,3%. Namun, realisasi pertumbuhan dua kuartal pertama tahun ini cukup mengkhawatirkan.
Pada kuartal I-2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,07%. Namun pada kuartal II-2019, realisasi pertumbuhan ekonomi melambat jadi 5,05%.
![]() |
"Ya mungkin berat untuk mencapai 5,3%. Mungkin mudah-mudahan 5,1%," kata Bambang di kompleks kepresidenan, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Perlambatan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019 tak lepas dari sumbangsih pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTB) yang turun, dan kinerja industri manufaktur yang makin terperosok.
Pertumbuhan PMTB di kuartal II-2019 hanya sebesar 5,01% YoY, atau jauh lebih lambat dibanding pada kuartal II-2018 yang mencapai 5,85% YoY.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di sektor manufaktur pada kuartal II-2019 hanya sebesar 3,54% secara tahunan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
"Kalau saya lihat komponennya yang paling berat memang investasi tumbuh di bawah perkiraan; secara sektor manufaktur yang agak memprihatinkan," jelasnya.
Bambang bahkan tak ragu menyebut bahwa kondisi ini secara langsung menjadi peringatan kepada pemerintah. Menurutnya, diperlukan extra effort untuk meningkatkan pertumbuhan.
"Ya ini early warning. Terus terang harus jadi concern kita. Karena itu triwulan III yang sekarang berjalan ini investasi dan sektor manufaktur yang bener-bener jadi perhatian," katanya.
Artikel Selanjutnya
Hadeh...Urus Ekspor di RI 4,5 Hari, Singapura Setengah Hari
(dru)