'Tidak Mudah, PDB RI Bakal Jauh dari Target APBN 2019'
05 August 2019 16:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2019 sebesar 5,05% (YoY). Capaian ini lebih rendah dibandingkan dengan dengan kuartal II-2018 sebesar 5,27%.
Capaian ini juga lebih lambat jika dibandingkan dengan kuartal I-2019 yang sebesar 5,07%. Sedangkan untuk semester I-2019, PDB tercatat 5,06%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada tahun ini memang memiliki banyak tantangan baik dari domestik maupun global. Dan tantangan berat ini dipastikan masih akan berlanjut hingga akhir tahun.
"BPS enggak bisa prediksi sampai akhir tahun. Tapi saya sampaikan tantangan enggak mudah," ujar Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Menurutnya, tantangan global yakni dari rilis melambatnya pertumbuhan ekonomi global serta perang dagang antara AS dan China yang diharapkan mereda, justru kembali memanas.
"Kembali lagi karena ada statement Presiden AS diluar dugaan," jelasnya.
Sementara tantangan dari dalam negeri adalah memperbaiki kualitas dan kebijakan yang ada saat ini. Mempermudah regulasi dinilai akan mampu menarik investasi masuk lebih banyak ke dalam negeri.
"Di dalam negeri juga banyak tantangan seperti investasi kita harus di gerakan, jaga stabilitas politik dan kepastian hukum dan regulasi," tegasnya.
(dru)
Capaian ini juga lebih lambat jika dibandingkan dengan kuartal I-2019 yang sebesar 5,07%. Sedangkan untuk semester I-2019, PDB tercatat 5,06%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada tahun ini memang memiliki banyak tantangan baik dari domestik maupun global. Dan tantangan berat ini dipastikan masih akan berlanjut hingga akhir tahun.
"BPS enggak bisa prediksi sampai akhir tahun. Tapi saya sampaikan tantangan enggak mudah," ujar Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin (5/8/2019).
![]() |
Menurutnya, tantangan global yakni dari rilis melambatnya pertumbuhan ekonomi global serta perang dagang antara AS dan China yang diharapkan mereda, justru kembali memanas.
"Kembali lagi karena ada statement Presiden AS diluar dugaan," jelasnya.
Sementara tantangan dari dalam negeri adalah memperbaiki kualitas dan kebijakan yang ada saat ini. Mempermudah regulasi dinilai akan mampu menarik investasi masuk lebih banyak ke dalam negeri.
"Di dalam negeri juga banyak tantangan seperti investasi kita harus di gerakan, jaga stabilitas politik dan kepastian hukum dan regulasi," tegasnya.
Artikel Selanjutnya
Pertumbuhan Ekonomi 2019 5,02%, Warning Bagi Pemerintah
(dru)