
'Tak Mudah Bagi Sri Mulyani Kembali ke RI dan Jadi Menteri'
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
02 August 2019 11:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hadir dalam acara 'Kadin Talks', yang merupakan diskusi antara pengusaha.
Ada hal menarik dalam acara tersebut, Sri Mulyani berbincang dengan Ketua Umum Kadin Rosan P Roeslani soal alasannya kembali ke Indonesia dari AS dan menjadi menteri.
"Kenapa mau kembali ke Indonesia?" tanya Rosan kepada Sri Mulyani di Menara Kadin, Jumat (2/8/2019).
Sri Mulyani mengatakan, sebenarnya tak mudah baginya kembali ke pekerjaan lama. Kala Joko Widodo (Jokowi) menjadi Presiden di 2014, Sri Mulyani telah menjadi Managing Director di World Bank.
"Saya sebenarnya tidak termasuk orang yang suka kembali ke pekerjaan lama. Ini bukan masalah tantangan, ini masalah saya harus temukan motivasi untuk kerja maksimal," cerita Sri Mulyani.
Ia tahu, tantangan saat menjadi Menteri Keuangan adalah APBN yang memang kondisinya kala itu tengah sulit. Apalagi ada program khusus yang musti dijalankan yakni Tax Amnesty.
"Kondisi APBN waktu itu sangat sulit, APBN kurang penerimaan besar. Membuat confidence fragile, kemudian juga Pak Bambang (Menteri Keuangan kala itu) luncurkan UU Tax Amnesty," tegasnya.
"Ini situasi keuangan negara yang demanding. Karena masalah itu, sebenarnya itu agak mendadak juga, saya pulang ke Indonesia pada waktu itu dalam rangka kunjungan Bank Dunia," terangnya.
"Tapi sudah sampai Jakarta nggak boleh pergi, kebetulan Pak Jokowi lagi reshuffle, Pak Jokowi minta nggak bisa pulang lagi," terangnya.
"Saya bilang tak bisa, saya lagi in mission di World Bank. Karena posisi saya sangat tinggi di sana, itu harus melalui prosedur bahwa Managing Director harus diganti," jelasnya.
Saat itu Sri Mulyani menambahkan, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim sedikit shock. Dan Sri Mulyani pun meminta Presiden Jokowi untuk menelepon Presiden Jim.
"Hari-hari itu di mana mungkin orang menganggap pengumuman kabinet exciting. Kalau saya depressing banget. Jokowi harus telepon sendiri Presiden Kim. Bank Dunia harus diumumkan nggak bisa begitu saja."
(dru/dru) Next Article Sri Mulyani: Ego Tiap Kementerian Bikin Indonesia Susah Maju
Ada hal menarik dalam acara tersebut, Sri Mulyani berbincang dengan Ketua Umum Kadin Rosan P Roeslani soal alasannya kembali ke Indonesia dari AS dan menjadi menteri.
"Kenapa mau kembali ke Indonesia?" tanya Rosan kepada Sri Mulyani di Menara Kadin, Jumat (2/8/2019).
![]() |
"Saya sebenarnya tidak termasuk orang yang suka kembali ke pekerjaan lama. Ini bukan masalah tantangan, ini masalah saya harus temukan motivasi untuk kerja maksimal," cerita Sri Mulyani.
Ia tahu, tantangan saat menjadi Menteri Keuangan adalah APBN yang memang kondisinya kala itu tengah sulit. Apalagi ada program khusus yang musti dijalankan yakni Tax Amnesty.
"Kondisi APBN waktu itu sangat sulit, APBN kurang penerimaan besar. Membuat confidence fragile, kemudian juga Pak Bambang (Menteri Keuangan kala itu) luncurkan UU Tax Amnesty," tegasnya.
"Ini situasi keuangan negara yang demanding. Karena masalah itu, sebenarnya itu agak mendadak juga, saya pulang ke Indonesia pada waktu itu dalam rangka kunjungan Bank Dunia," terangnya.
"Tapi sudah sampai Jakarta nggak boleh pergi, kebetulan Pak Jokowi lagi reshuffle, Pak Jokowi minta nggak bisa pulang lagi," terangnya.
"Saya bilang tak bisa, saya lagi in mission di World Bank. Karena posisi saya sangat tinggi di sana, itu harus melalui prosedur bahwa Managing Director harus diganti," jelasnya.
Saat itu Sri Mulyani menambahkan, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim sedikit shock. Dan Sri Mulyani pun meminta Presiden Jokowi untuk menelepon Presiden Jim.
"Hari-hari itu di mana mungkin orang menganggap pengumuman kabinet exciting. Kalau saya depressing banget. Jokowi harus telepon sendiri Presiden Kim. Bank Dunia harus diumumkan nggak bisa begitu saja."
(dru/dru) Next Article Sri Mulyani: Ego Tiap Kementerian Bikin Indonesia Susah Maju
Most Popular