Dana Pendidikan 20% APBN, Kualitas Output Kok Kalah Bersaing?

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
03 August 2019 08:04
Pendidikan RI Masuk 10 Terbaik, tapi dari Bawah
Foto: Ruangan kelas 5 yang rusak di SDN Citatah Jaya, Kelurahan Ciriung, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (30/7/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati secara terbuka menyayangkan program pendidikan yang belum mencapai sasaran meski APBN telah mengalokasikan 20% dari anggarannya ke sektor ini.

Dia mengutip laporan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Co-operation and Development/OECD) tentang Program for International Student Assessment (PISA). Di situ, Indonesia di level 62 dari 70 negara, alias terbarik ke-9 dari bawah.




"Indonesia masih berada di belakang beberapa negara Asia dari segi pendidikan, padahal kami telah mengeluarkan anggaran 20 persen dari APBN untuk edukasi selama 10 tahun terakhir. Ini masih belum memuaskan," tutur Sri Mulyani, pada Selasa (12/3/2019).

PISA mengukur kualitas output pendidikan sebuah negara dengan menguji siswa berusia 15 tahun untuk memecahkan persoalan akademis di bidang matematika, sains, dan daya baca. Risetnya dilakukan tiap 3 tahun sekali, dan terakhir dirilis pada 2015. Riset terbaru tahun ini baru akan dirilis pada Desember 2019.

Jika kita mengacu pada United Nations Development Programme (UNDP), posisi IPM Indonesia—atau istilahnya Human Development Index (HDI)— di dalam laporan lembaga di bawah Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut belum cukup kuat.

Di dalam laporan penelitian tahun 2017 yang baru dirilis resmi tahun lalu tersebut, Indonesia terhitung kalah dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara dengan berada di level 116, berbagi tempat dengan Vietnam dan hanya unggul terhadap Kamboja dan Myanmar.




Sebagai catatan, skor mendekati 1 menunjukkan sebuah negara kian berhasil membangun kualitas manusianya dengan indikator usia harapan hidup yang meningkat, pendapatan nasional bruto per kapita yang besar, dan tingkat pendidikan yang tinggi.

Per 2017 tersebut, skor Indonesia berada di level 0,694, atau sedikit membaik dibandingkan posisi 2016 pada 0,691. Namun jika dibandingkan dengan negara tetangga, misalnya Malaysia, maka capaian Indonesia jadi tak berarti karena skor HDI Negeri Jiran itu mencapai 0,802. Lalu di mana problemnya? 

Ke Halaman Selanjutnya

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular