
Kriteria Calon Menteri Versi Pengusaha: Eksekutor!
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
31 July 2019 17:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Perbincangan nama calon menteri untuk mengisi pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) menjadi hangat jelang berakhirnya periode pertama Jokowi. Beberapa politisi, pengusaha dan pengamat memberikan pandangan tentang sosok ideal calon menteri periode mendatang.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani turut memberikan pandangan mengenai sosok menteri terutama ekonomi, yang akan mengisi kabinet kerja jilid II. Menurutnya, calon menteri tersebut mesti menguasai bidang yang akan diamanatkan kepadanya. Apalagi kebijakan menteri secara tidak langsung akan berdampak pada sektor perekonomian.
"Kompetensi itu harus betul-betul menguasai bidang yang akan ditugaskan kepadanya. Tidak hanya di bidangnya, tetapi juga di bidang lain yang masuk dalam lingkupnya," kata Hariyadi kepada CNBC Indonesia, Rabu (31/7/2019).
Kompetensi memang begitu ditekankan oleh Hariyadi. Setiap kebijakan kementerian akan menjadi output yang dapat menentukan investasi di Indonesia.
Masih berhubungan dengan kompetensi, calon menteri selanjutnya mesti mempunyai leadership kuat. Komunikasinya harus baik kepada parlemen dan masyarakat.
"Artinya dia bisa menyerap aspirasi dan bisa juga memberikan output kepada masyarakat sehingga saat membuat kebijakan atau merespon fenomena di masyarakat bisa dilakukan secara komprehensif," tambahnya.
Komunikasi yang baik juga akan menguntungkan calon menteri untuk menguatkan relasi jejaringnya. Kriteria berikutnya adalah inovatif agar mampu membuat terobosan. Gagasannya dapat digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Saat disinggung apakah menteri dapat diambil dari kalangan profesional atau akademisi, Hariyadi mengatakana itu belum cukup.
"Tidak cukup akademisi. Harus mengerti masalah. Eksekutor. Dia ada di tataran dua sisi. Dia menysun kebijakan dan mengeksekusi," katanya.
Kriteria di atas dianggap perlu sebagai jawaban untuk beberapa persoalan yang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Hariyadi mencontohkan 16 paket ekonomi yang belum berjalan optimal.
"Ke depan, mari kita selesaikan," katanya.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani memandang bahwa kebijakan pemerintah ke depan akan mendukung investasi. Komunikasi antara pengusaha dan pemerintah saat ini menurutnya sudah berjalan baik.
"Kita melihat Alhamdulliah pengusaha dan pemerintah punya komunikasi yang baik. Baik diminta atau tidak diminta. Kita sih melihatnya investasi akan dibuka lebih banyak, kemudian ada penyerapan tenaga kerja, peningkatan perekonomian," kata Rosan saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (31/7/2019).
(hoi/hoi) Next Article Jokowi Soal Reshuffle Kabinet: Kalau tidak Baik, Saya Ganti!
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani turut memberikan pandangan mengenai sosok menteri terutama ekonomi, yang akan mengisi kabinet kerja jilid II. Menurutnya, calon menteri tersebut mesti menguasai bidang yang akan diamanatkan kepadanya. Apalagi kebijakan menteri secara tidak langsung akan berdampak pada sektor perekonomian.
"Kompetensi itu harus betul-betul menguasai bidang yang akan ditugaskan kepadanya. Tidak hanya di bidangnya, tetapi juga di bidang lain yang masuk dalam lingkupnya," kata Hariyadi kepada CNBC Indonesia, Rabu (31/7/2019).
Kompetensi memang begitu ditekankan oleh Hariyadi. Setiap kebijakan kementerian akan menjadi output yang dapat menentukan investasi di Indonesia.
Masih berhubungan dengan kompetensi, calon menteri selanjutnya mesti mempunyai leadership kuat. Komunikasinya harus baik kepada parlemen dan masyarakat.
"Artinya dia bisa menyerap aspirasi dan bisa juga memberikan output kepada masyarakat sehingga saat membuat kebijakan atau merespon fenomena di masyarakat bisa dilakukan secara komprehensif," tambahnya.
Komunikasi yang baik juga akan menguntungkan calon menteri untuk menguatkan relasi jejaringnya. Kriteria berikutnya adalah inovatif agar mampu membuat terobosan. Gagasannya dapat digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Saat disinggung apakah menteri dapat diambil dari kalangan profesional atau akademisi, Hariyadi mengatakana itu belum cukup.
"Tidak cukup akademisi. Harus mengerti masalah. Eksekutor. Dia ada di tataran dua sisi. Dia menysun kebijakan dan mengeksekusi," katanya.
Kriteria di atas dianggap perlu sebagai jawaban untuk beberapa persoalan yang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Hariyadi mencontohkan 16 paket ekonomi yang belum berjalan optimal.
"Ke depan, mari kita selesaikan," katanya.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani memandang bahwa kebijakan pemerintah ke depan akan mendukung investasi. Komunikasi antara pengusaha dan pemerintah saat ini menurutnya sudah berjalan baik.
"Kita melihat Alhamdulliah pengusaha dan pemerintah punya komunikasi yang baik. Baik diminta atau tidak diminta. Kita sih melihatnya investasi akan dibuka lebih banyak, kemudian ada penyerapan tenaga kerja, peningkatan perekonomian," kata Rosan saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (31/7/2019).
(hoi/hoi) Next Article Jokowi Soal Reshuffle Kabinet: Kalau tidak Baik, Saya Ganti!
Most Popular