
Tiga Perusahaan Tertarik Bangun Pipa Gas Trans Kalimantan
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
31 July 2019 15:50

Palangka Raya, CNBC Indonesia- Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurullah Asa menyebutkan sudah ada tiga badan usaha yang tertarik pada proyek pipa gas Trans Kalimantan. Meski dia tidak merinci siapa saja yang tertarik pada proyek ini dan nilai investasinya.
"Realisasinya lelangnya sesegera mungkin, kalau sudah ada Kepmen bisa secepatnya. Untuk itu menciptakan demand yang penting ada atau tidak," kata Fanshurullah, Rabu (31/07/2019).
Jika permintaan akan gas rendah, akibatnya gas bumi yang dihasilkan hanya akan diekspor. Fanshurullah mengatakan ketiga badan usaha yang berminat bersiap melakukan studi kelayakan. Pembangunan pipa gas trans Kalimantan rencananya tidak menggunakan APBN melainkan menggandeng swasta dengan dengan konsesi 30 tahun.
Dia menekankan demand untuk gas ini harus riil dan komprehensif, sehingga bisa segera dimulai. "Kalau yang mau masuk ini banyak, BPH Migas akan melelang. Nanti pengembalian investasinya melalui toll fee, selama 30 tahun," katanya.
Menurut Fanshurullah bisanya BPH Migas menetapkan toll fee sekitar US$ 1-1,5 mmbtu. Toll fee bisa lebih murah jika semakin banyak badan usaha yang masuk. Untuk menarik badan usaha, maka perlu ada peningkatan permintaan terutama dengan wacana pemindahan ibu kota dan kawasan industri.
"Kalau untuk perhitungan kebutuhan ibu kota sebenarnya masih kecil dan pasti bisa dipenuhi. Kami juga siap dan tinggal perhitungan nilai keekonomiannya," kata Fanshurullah.
Pemanfaatan gas di wilayah Kalimantan menurutnya juga masih belum optimal. Gas selama ini digunakan untuk transportasi, rumah tangga dan pelanggan kecil, lifting minyak, industri pupuk, industri berbasis gas bumi, hingga pembangkit listrik.
Fanshurullah mengatakan potensi pengembangan sumber gas di wilayah Kalimantan ini sangat besar, pada 2024 diperkirakan mencapai 2.609,49 MMSCFD. Jumlah tersebut terrdiri dari existing 1.388,09 MMSCFD, project on going 26,91 MMSCFD dan dua projek hulu yang akan first gas in dari IDD dan ENI sebesar 1.218,20 MMSCFD.
Selain itu, potensi kelebihan pasokan gas bumi di Kalimantan ini diperkirakan sebanyak 40 kargo gas alam cair (LNG) pada tahun 2025 atau sebesar 116.769,6 MMSCF (319,9 MMSCFD). Jumlah ini setara dengan 1.599,5 MW yang berasal dari dua fasilitas gas utama yang dimiliki oleh Indonesia saat ini, yaitu LNG Tangguh dan LNG Bontang.
"Untuk itu isu pemindahan ibu kota jd penggerak pembangunan pipa gas. Makanya BPH Migas perlu mengatur, dan fokus menciptakan pasokan dan fokus menciptakan demand buat Trans Kalimantan," katanya.
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Dukung BPH Migas, Ganjar Paksa Pipa Gas Cisem Dibangun
"Realisasinya lelangnya sesegera mungkin, kalau sudah ada Kepmen bisa secepatnya. Untuk itu menciptakan demand yang penting ada atau tidak," kata Fanshurullah, Rabu (31/07/2019).
Jika permintaan akan gas rendah, akibatnya gas bumi yang dihasilkan hanya akan diekspor. Fanshurullah mengatakan ketiga badan usaha yang berminat bersiap melakukan studi kelayakan. Pembangunan pipa gas trans Kalimantan rencananya tidak menggunakan APBN melainkan menggandeng swasta dengan dengan konsesi 30 tahun.
Dia menekankan demand untuk gas ini harus riil dan komprehensif, sehingga bisa segera dimulai. "Kalau yang mau masuk ini banyak, BPH Migas akan melelang. Nanti pengembalian investasinya melalui toll fee, selama 30 tahun," katanya.
Menurut Fanshurullah bisanya BPH Migas menetapkan toll fee sekitar US$ 1-1,5 mmbtu. Toll fee bisa lebih murah jika semakin banyak badan usaha yang masuk. Untuk menarik badan usaha, maka perlu ada peningkatan permintaan terutama dengan wacana pemindahan ibu kota dan kawasan industri.
"Kalau untuk perhitungan kebutuhan ibu kota sebenarnya masih kecil dan pasti bisa dipenuhi. Kami juga siap dan tinggal perhitungan nilai keekonomiannya," kata Fanshurullah.
Pemanfaatan gas di wilayah Kalimantan menurutnya juga masih belum optimal. Gas selama ini digunakan untuk transportasi, rumah tangga dan pelanggan kecil, lifting minyak, industri pupuk, industri berbasis gas bumi, hingga pembangkit listrik.
Fanshurullah mengatakan potensi pengembangan sumber gas di wilayah Kalimantan ini sangat besar, pada 2024 diperkirakan mencapai 2.609,49 MMSCFD. Jumlah tersebut terrdiri dari existing 1.388,09 MMSCFD, project on going 26,91 MMSCFD dan dua projek hulu yang akan first gas in dari IDD dan ENI sebesar 1.218,20 MMSCFD.
Selain itu, potensi kelebihan pasokan gas bumi di Kalimantan ini diperkirakan sebanyak 40 kargo gas alam cair (LNG) pada tahun 2025 atau sebesar 116.769,6 MMSCF (319,9 MMSCFD). Jumlah ini setara dengan 1.599,5 MW yang berasal dari dua fasilitas gas utama yang dimiliki oleh Indonesia saat ini, yaitu LNG Tangguh dan LNG Bontang.
"Untuk itu isu pemindahan ibu kota jd penggerak pembangunan pipa gas. Makanya BPH Migas perlu mengatur, dan fokus menciptakan pasokan dan fokus menciptakan demand buat Trans Kalimantan," katanya.
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Dukung BPH Migas, Ganjar Paksa Pipa Gas Cisem Dibangun
Most Popular