Soal Investasi ke RI: Singapura Juara 1 & China Urutan 3
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 July 2019 13:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) baru saja selesai mengumumkan angka realisasi investasi untuk periode kuartal II-2019. Sebagai informasi, realisasi investasi yang dimaksud di sini bukanlah investasi di pasar modal, melainkan investasi riil (membangun pabrik).
Sepanjang tiga bulan kedua tahun ini, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) atau domestic direct investment (DDI) tercatat senilai Rp 95,6 triliun, naik 18,61% secara tahunan (year-on-year/YoY). Sementara itu, realisasi penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investment (FDI) tercatat senilai Rp 104,9 triliun atau naik 9,61% YoY.
Jika ditotal, realisasi investasi (PMDN dan PMA) pada kuartal II-2019 adalah senilai Rp 200,5 triliun atau tumbuh 13,7% jika dibandingkan capaian pada kuartal II-2018 yang senilai Rp 176,3 triliun.
Untuk periode semester I-2019, realisasi PMDN tercatat senilai Rp 182,8 triliun, naik 16,4% dari capaian semester I-2018, sementara realisasi PMA tercatat senilai Rp 212,8 triliun, tumbuh 4% dibandingkan capaian paruh pertama tahun 2018.
Berbicara mengenai PMA, Singapura menjadi negara yang paling banyak menanamkan modal di tanah air. Sepanjang paruh pertama 2019, investor asal Singapura menanamkan dana senilai US$ 3,4 miliar, seperti dikutip dari siaran pers yang dirilis oleh BKPM. Di posisi dua, ada Jepang yang menanamkan dana senilai US$ 2,4 miliar. Di posisi tiga, empat, dan lima secara beruntun, terdapat China (US$ 2,3 miliar), Hong Kong (US$ 1,3 miliar), dan Malaysia (US$ 1 miliar).
Sebagai informasi, pertumbuhan PMA pada kuartal II-2019 sangatlah melegakan. Pasalnya, dalam empat kuartal sebelumnya realisasi PMA selalu jatuh secara tahunan.
Untuk diketahui, bagi Indonesia, yang terpenting itu memang PMA dan bukan PMDN. Pasalnya, dari total penanaman modal di tanah air, lebih dari 50% disumbang oleh PMA. Karena nilainya lebih besar, tentu pertumbuhan PMA yang signifikan akan lebih terasa bagi perekonomian ketimbang pertumbuhan PMDN.
Namun, realisasi investasi untuk PMA atau FDI (Foreign Direct Investment) dalam US$ pada triwulan II-2018 lalu mencapai US$ 7,14 miliar sementara pada triwulan II-2019 hanya US$ 6,99 miliar. Terjadi penurunan 2% secara year on year.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/dru) Next Article Pasca Jatuh 4 Kuartal, Penanaman Modal Asing Akhirnya Naik!
Sepanjang tiga bulan kedua tahun ini, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) atau domestic direct investment (DDI) tercatat senilai Rp 95,6 triliun, naik 18,61% secara tahunan (year-on-year/YoY). Sementara itu, realisasi penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investment (FDI) tercatat senilai Rp 104,9 triliun atau naik 9,61% YoY.
Jika ditotal, realisasi investasi (PMDN dan PMA) pada kuartal II-2019 adalah senilai Rp 200,5 triliun atau tumbuh 13,7% jika dibandingkan capaian pada kuartal II-2018 yang senilai Rp 176,3 triliun.
Berbicara mengenai PMA, Singapura menjadi negara yang paling banyak menanamkan modal di tanah air. Sepanjang paruh pertama 2019, investor asal Singapura menanamkan dana senilai US$ 3,4 miliar, seperti dikutip dari siaran pers yang dirilis oleh BKPM. Di posisi dua, ada Jepang yang menanamkan dana senilai US$ 2,4 miliar. Di posisi tiga, empat, dan lima secara beruntun, terdapat China (US$ 2,3 miliar), Hong Kong (US$ 1,3 miliar), dan Malaysia (US$ 1 miliar).
Sebagai informasi, pertumbuhan PMA pada kuartal II-2019 sangatlah melegakan. Pasalnya, dalam empat kuartal sebelumnya realisasi PMA selalu jatuh secara tahunan.
Untuk diketahui, bagi Indonesia, yang terpenting itu memang PMA dan bukan PMDN. Pasalnya, dari total penanaman modal di tanah air, lebih dari 50% disumbang oleh PMA. Karena nilainya lebih besar, tentu pertumbuhan PMA yang signifikan akan lebih terasa bagi perekonomian ketimbang pertumbuhan PMDN.
Namun, realisasi investasi untuk PMA atau FDI (Foreign Direct Investment) dalam US$ pada triwulan II-2018 lalu mencapai US$ 7,14 miliar sementara pada triwulan II-2019 hanya US$ 6,99 miliar. Terjadi penurunan 2% secara year on year.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/dru) Next Article Pasca Jatuh 4 Kuartal, Penanaman Modal Asing Akhirnya Naik!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular