Kalap! Toko Korsel Pasang Poster Boikot Jepang, Uniqlo Rugi
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
26 July 2019 14:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Warga Korea Selatan baru-baru ini menyerukan ajakan untuk tidak menggunakan produk Jepang ataupun pergi ke Negeri Sakura. Beberapa toko dan swalayan di Korea Selatan bahkan dipasangi poster yang menyerukan ajakan tersebut. Selain itu, ribuan warga Korea Selatan juga telah menandatangani petisi yang diposting oleh warga di situs web kantor kepresidenan.
Petisi itu menyerukan untuk memboikot produk-produk Jepang dan tidak melakukan perjalanan ke Jepang, dan agar Korea Selatan tidak menghadiri Olimpiade Musim Panas Tokyo tahun depan. Langkah ini merupakan buntut dari pembatasan ekspor oleh Jepang ke Korea Selatan yang mulai diterapkan awal Juli lalu.
Jepang telah membatasi ekspor tiga bahan kimia (fluorinated polyimide, resist dan hydrogen fluoride) ke Korea Selatan. Ketiga bahan kimia itu merupakan bahan baku utama untuk membuat semiconductor dan display layar di Korsel.
"Kami akan terus memboikot konsumsi dan distribusi produk-produk Jepang sampai pemerintah Jepang dan pemerintahan (Perdana Menteri Shinzo) Abe meminta maaf dan menarik pembalasan ekonominya," kata Kim Sung-min, presiden Asosiasi Mart Korea, mengutip Japan Today, Senin (15/7/2019).
Akibat larangan atau boikot itu, beberapa produsen dan peritel asal Jepang seperti Uniqlo, mengalami kerugian. Beberapa pekan lalu, sejumlah toko Uniqlo di Seoul didemo. Para pendemo membawa tanda yang bertuliskan "Boikot Jepang".
Awalnya Takeshi Okazaki, kepala keuangan Fast Retailing Co., perusahaan induk Uniqlo mengatakan dampak dari pelarangan ini hanya sementara. Namun, hal ini telah menimbulkan kecaman bagi perusahaan. Pernyataan itu langsung diklarifikasi perusahaan, mengatakan itu bukanlah sebuah pernyataan melainkan sebuah harapan.
Namun, menurut sebuah analisis oleh perusahaan kartu kredit yang dikutip oleh surat kabar JoongAng Ilbo, jumlah pembelian kartu kredit di toko Uniqlo di Korea Selatan telah turun 26% baru-baru ini.
Salah seorang pegawai Uniqlo, Kim Hyun-jin, bahkan mengatakan dampak pemboikotan produk Jepang ini telah mempengaruhi status pekerjaannya. Wanita yang sudah bekerja selama dua tahun di Uniqlo ini mengatakan mulai merasa tidak nyaman melihat tanggapan orang ketika mengetahui tempat kerjanya.
"Ketika saya mengatakan saya bekerja di Uniqlo, orang-orang berpikir saya melakukan sesuatu yang sangat salah dan itu membuat saya merasa sangat tidak nyaman. Saya berharap semuanya kembali normal segera," katanya kepada The Korea Herald, yang dikutip Asia News Network.
Sepanjang bulan ini ada lebih dari 50.000 pengecer Korea Selatan yang menarik produk buatan Jepang dari toko mereka, menurut laporan sebuah kelompok pedagang, dikutip The Wall Street Journal. Salah satu perusahaan yang memboikot produk Jepang adalah swalayan 365 Fresh Mart. Swalayan ini memasang poster yang berbunyi: 'Swalayan ini tidak menjual produk Jepang! Tidak menjual! Jangan membeli!', di beberapa sisi toko.
"Kami pikir menegakkan kebenaran itu lebih penting daripada memedulikan keuntungan kami," kata Manajer 365 Fresh Mart Kim Jung-myung.
Selain itu, beberapa sekolah juga membatalkan rencana perjalanan ke Jepang, kata sebuah maskapai Korea Selatan. Sementara, agen perjalanan utama mencatatkan penurunan jumlah pemesanan penerbangan baru ke Jepang hingga setengahnya, minggu lalu.
(hoi/hoi) Next Article Warga Korsel Kalap, Boikot Segala Barang Berbau Jepang
Petisi itu menyerukan untuk memboikot produk-produk Jepang dan tidak melakukan perjalanan ke Jepang, dan agar Korea Selatan tidak menghadiri Olimpiade Musim Panas Tokyo tahun depan. Langkah ini merupakan buntut dari pembatasan ekspor oleh Jepang ke Korea Selatan yang mulai diterapkan awal Juli lalu.
"Kami akan terus memboikot konsumsi dan distribusi produk-produk Jepang sampai pemerintah Jepang dan pemerintahan (Perdana Menteri Shinzo) Abe meminta maaf dan menarik pembalasan ekonominya," kata Kim Sung-min, presiden Asosiasi Mart Korea, mengutip Japan Today, Senin (15/7/2019).
Akibat larangan atau boikot itu, beberapa produsen dan peritel asal Jepang seperti Uniqlo, mengalami kerugian. Beberapa pekan lalu, sejumlah toko Uniqlo di Seoul didemo. Para pendemo membawa tanda yang bertuliskan "Boikot Jepang".
Awalnya Takeshi Okazaki, kepala keuangan Fast Retailing Co., perusahaan induk Uniqlo mengatakan dampak dari pelarangan ini hanya sementara. Namun, hal ini telah menimbulkan kecaman bagi perusahaan. Pernyataan itu langsung diklarifikasi perusahaan, mengatakan itu bukanlah sebuah pernyataan melainkan sebuah harapan.
Namun, menurut sebuah analisis oleh perusahaan kartu kredit yang dikutip oleh surat kabar JoongAng Ilbo, jumlah pembelian kartu kredit di toko Uniqlo di Korea Selatan telah turun 26% baru-baru ini.
Salah seorang pegawai Uniqlo, Kim Hyun-jin, bahkan mengatakan dampak pemboikotan produk Jepang ini telah mempengaruhi status pekerjaannya. Wanita yang sudah bekerja selama dua tahun di Uniqlo ini mengatakan mulai merasa tidak nyaman melihat tanggapan orang ketika mengetahui tempat kerjanya.
"Ketika saya mengatakan saya bekerja di Uniqlo, orang-orang berpikir saya melakukan sesuatu yang sangat salah dan itu membuat saya merasa sangat tidak nyaman. Saya berharap semuanya kembali normal segera," katanya kepada The Korea Herald, yang dikutip Asia News Network.
Sepanjang bulan ini ada lebih dari 50.000 pengecer Korea Selatan yang menarik produk buatan Jepang dari toko mereka, menurut laporan sebuah kelompok pedagang, dikutip The Wall Street Journal. Salah satu perusahaan yang memboikot produk Jepang adalah swalayan 365 Fresh Mart. Swalayan ini memasang poster yang berbunyi: 'Swalayan ini tidak menjual produk Jepang! Tidak menjual! Jangan membeli!', di beberapa sisi toko.
"Kami pikir menegakkan kebenaran itu lebih penting daripada memedulikan keuntungan kami," kata Manajer 365 Fresh Mart Kim Jung-myung.
Selain itu, beberapa sekolah juga membatalkan rencana perjalanan ke Jepang, kata sebuah maskapai Korea Selatan. Sementara, agen perjalanan utama mencatatkan penurunan jumlah pemesanan penerbangan baru ke Jepang hingga setengahnya, minggu lalu.
(hoi/hoi) Next Article Warga Korsel Kalap, Boikot Segala Barang Berbau Jepang
Most Popular